Liputan6.com, Moskow - Lima lokasi tengah dipertimbangkan sebagai tempat pertemuan Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Donald Trump menyatakan hal tersebut di tengah tatap mukanya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Mar-a-Lago, tempat peristirahatan pribadinya di Florida.
Klaim Donald Trump, antara Washington dan Pyongyang telah berlangsung diskusi pada "level yang sangat tinggi".
"Kami telah melakukan pembicaraan langsung. Saya benar-benar percaya bahwa ada itikad baik. Kita akan lihat apa yang terjadi, seperti apa yang selalu saya sampaikan. Karena pada akhirnya, hasilnya yang akan diperhitungkan," kata Donald Trump didampingi PM Abe seperti dikutip dari CNN, Rabu (18/4/2018).
Pernyataan Donald Trump tersebut dinilai menjadi "pembukaan dramatis" pertemuannya dengan PM Abe, di mana Korea Utara mendominasi agenda kedua negara. Selain menyamakan persepsi terkait isu Pyongyang, Donald Trump dan PM Abe dan turut mendiskusikan sejumlah isu lainnya, termasuk perdagangan.
Ditanya soal lokasi pertemuannya dengan Kim Jong-un, Donald Trump tidak memastikan. Ia hanya menggelengkan kepala.
Namun, selama sebulan terakhir, sejumlah pejabat Amerika Serikat telah menyebut beberapa lokasi yang mungkin menjadi tempat pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un.
Ibu kota Mongolia, Ulaanbaatar, serta Zona Demiliterisasi (DMZ) antara Korea Utara dan Korea Selatan masuk dalam daftar kemungkinan tersebut. Selain itu ada pula Stockholm, ibu kota Swedia, dan Jenewa, ibu kota Swiss, keduanya dianggap netral.
Meski demikian, Pulau Jeju atau bahkan sebuah kapal bisa jadi pilihan bagi Amerika Serikat dan Korea Utara. Singapura, Malaysia, Seoul, atau bahkan Pyongyang dinilai tidak akan dikesampingkan sebagai opsi oleh kedua belah pihak.
Dalam pernyataan yang disampaikannya saat bersama PM Abe, Donald Trump juga mengatakan bahwa ia memberikan "restu" kepada Korea Utara dan Korea Selatan untuk mengakhiri perang.
Sebelum bertemu dengan Donald Trump, Kim Jong-un akan lebih dulu bertatap muka dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Keduanya dijadwalkan bertemu pada 27 April 2018.
Secara teknis, perang antar dua Korea yang meletus pada 1950, belum berakhir karena selama ini belum ada kesepakatan damai yang ditandatangani Pyongyang dan Seoul.
"Orang-orang tidak menyadari bahwa Perang Korea belum berakhir. Dan itu akan berakhir sekarang," tegas Donald Trump.
Baca Juga
Advertisement
Ini merupakan kali kedua, Donald Trump menjamu Abe di penginapan mewahnya. Dan sama seperti pertemuan sebelumnya, kedua kepala negara meluangkan waktu untuk main golf bersama. Pada Februari tahun lalu, Donald Trump dan Abe bertemu setelah Kim Jong-un memerintahkan peluncuran uji coba rudal balistik jarak menengah.
Para pejabat Jepang mengisyaratkan, dalam kesempatan itu, PM Abe menyampaikan kekhawatirannya terkait pembicaraan Donald Trump dan Kim Jong-un. Menurut Gedung Putih, hal itu akan dipertimbangkan serius oleh Donald Trump.
"Saya ingin memuji keberanian Donald," kata Abe pada hari Selasa, mengacu pada keputusan Donald Trump untuk bertemu dengan Kim Jong-un.
PM Abe tercatat sebagai pemimpin asing yang paling sering bertemu Donald Trump sejak mantan pebisnis itu menghuni Gedung Putih tahun lalu.
Saksikan video pilihan berikut:
Diam-Diam, Direktur CIA Temui Kim Jong-un
Direktur CIA, Mike Pompeo, dilaporkan telah bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Pertemuan keduanya dikabarkan terjadi setelah libur perayaan Paskah lalu. Menurut beberapa pengamat, itu merupakan sinyal kuat bahwa Washington dan Pyongyang tengah menyiapkan "panggung" bagi rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.
Diduga kuat inilah diskusi "level yang sangat tinggi" yang dimaksud Donald Trump telah terjadi.
Kunjungan Pomeo tersebut dianggap sebagai tanda bahwa ada kemajuan yang berarti, dalam rencana pertemuan bersejarah antara kedua kepala negara. Namun, hingga kini, belum diumumkan waktu pasti tatap muka tersebut.
Pompeo merupakan pejabat tinggi AS pertama yang bertemu dengan pemimpin Korea Utara, sejak Madeline Albright melakukan pertemuan dengan mendiang Kim Jong-il pada 2000 silam.
Sebagai salah satu penasihat kepercayaan Donald Trump, Pompeo telah ditunjuk langsung oleh Presiden ke-45 Amerika Serikat itu untuk mengisi posisi Menteri Luar Negeri, menggantikan Rex Tillerson.
Advertisement