Lonjakan Permintaan Obligasi Indosat Ooredoo Naik 1,5 Kali

Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 9 triliun yang sudah dimulai sejak 2017 lalu.

oleh Jeko I. R. diperbarui 19 Apr 2018, 12:30 WIB
Indosat Ooredoo bertansformasi dengan nama dan logo baru. (Jeko Iqbal Reza/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo baru saja menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018, dengan rencana awal Rp 2 triliun.

Karena minat investor sangat besar selama masa penawaran obligasi (bookbuilding) yang berlangsung sejak 23 Maret hingga 10 April 2018 di mana permintaan mencapai Rp 3,05 triliun, Indosat Ooredoo memutuskan untuk meningkatkan jumlah emisi final menjadi sebanyak Rp 2,719 triliun.

Obligasi yang diterbitkan sekarang juga diklaim mengalami oversubscribed alias kelebihan permintaan hingga 1,5 kali. Obligasi tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 9 triliun yang sudah dimulai sejak 2017 lalu.

Dev Rachman selaku Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, menjelaskan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 diterima positif oleh pasar.

"Dana hasil penerbitan obligasi itu bakal digunakan untuk refinancing," ujar Deva kepada Tekno Liputan6.com dalam keteringan resminya, Kamis (19/4/2018).

Obligasi emiten dengan kode saham ISAT tersebut memiliki peringkat idAAA dari Pefindo. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2017 ini memiliki beberapa jangka waktu yaitu Seri A selama 370 hari, Seri B selama 3 tahun, Seri C selama 5 tahun, Seri D selama 7 tahun, dan Seri E selama 10 tahun.

Tingkat suku bunga (coupon) terdiri atas Seri A sebesar 6,05% per tahun, Seri B sebesar 7,40% per tahun, Seri C sebesar 7,65% per tahun, Seri D sebesar 8,20% per tahun, dan Seri E 8,70% per tahun.

Indosat Ooredoo mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 2,8% menjadi Rp1,1 triliun pada 2017. Kenaikan laba bersih ditopang pertumbuhan pendapatan dan berbagai inisiatif Perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional, transformasi bisnis dan organisasi, marketing produkyang agresif, serta efisiensi beban keuangan.

Dengan strategi itu, operator yang identik dengan warna merah dan kuning tersebut berhasil membukukan pertumbuhan kuat dan positif selama tahun 2017, memantapkan posisinya sebagai operator telekomunikasi kedua terbesar di Indonesia.

Selama tiga tahun berturut-turut Indosat Ooredoo telah berhasil membukukan pertumbuhan positif yang menggembirakan.


Pertumbuhan Semakin Sehat

Joy Wahyudi, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Pertumbuhan pendapatan Indosat Ooredoo pada 2017 semakin sehat dan stabil sebesar 2,5 persen menjadi Rp 29,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan utamanya didukung oleh pertumbuhan pendapatan segmen B2B atau MIDI hampir 10 persen dan seluler sebesar 1,7 persen.

Hal ini menunjukan konsistensi perusahaan yang fokus pada strateginya dan keberhasilan menjalankan program transformasi operasional dan organisasi selama 2017.

Untuk mendukung ekspansi dan strategi ke depan, Indosat Ooredoo akan terus menambah jumlah BTS dan meningkatkan layanan kepada pelanggan.


Pembangunan BTS Tambahan

Base Transceiver Station (BTS) milik Indosat. (Doc: Indosat Ooredoo)

Indosat Ooredoo telah membangun 4.874 BTS tambahan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana 51% di antaranya merupakanBTS 4G untuk menunjang pertumbuhan penggunaan data yang sangat tinggi.

Total jumlah BTS Indosat Ooredoo pada akhir tahun 2017 adalah 61.357 BTS.

“Indosat Ooredoo sangat serius melakukan ekspansi bisnisnya terutama di luar Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan investasi dan CAPEX perusahaan menjadi sebesar Rp 8 Triliun untuk 2018. Peningkatkan CAPEX ini merupakan wujud keseriusan perusahaan dalam mengeksekusi strategi perusahaan dalam meningkatkan kualitas jaringan, terutama di luar Jawa,” tutup Deva.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya