Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Susi Pudjiastuti mengakui, Pemerintah cukup kesulitan mengendus praktik perekrutan tenaga kerja kapal ilegal.
"Ini yang sulit sekali kami kontrol, karena menurut informasi dari para ABK, mereka (agen) berpromosi ke daerah-daerah, lewat brosur-brosur dan lewat agen-agen," ujar dia di Kementerian KKP, Jakarta, Rabu (18/4/2018).
"Mungkin juga (masyarakat) tidak tahu apakah (agen penyalur tenaga kerja) ini resmi atau tidak, karena tidak ada juga pengumuman, yang resmi mana, mana yang tidak resmi," tambah dia.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, pengangkutan tenaga kerja yang kerap terjadi di tengah laut juga mempersulit pengawasan dari Pemerintah. "Kalau kami tidak tangkap juga kami tidak tahu (praktik tenaga kerja ilegal). Karena mereka naikan crew itu tidak di port. Mereka naikkan di laut," ujar dia.
Meskipun begitu, Pemerintah akan terus berupaya memperbaiki sistem pengawasan terhadap sistem perekrutan tenaga kerja dan memastikan agen-agen penyalur juga kapal-kapal ikan benar-benar memenuhi hak tenaga kerja yang disalurkannya.
"Koordinasi antardepartemen. Di kami kalau ketahuan itu terjadi maka SIUP-nya izin tangkapnya bisa kita cabut. Dan kita sudah lakukan beberapa di Indonesia," ujar dia.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya pada ABK kapal yang bekerja di kapal penangkap ikan ilegal. Menurut dia, banyak dari mereka yang direkrut secara tak resmi tidak diperlakukan sebagaimana mestinya ketika bekerja di atas kapal.
"Ada jenis kapal yang perlakuannya jelek ada yang baik. Kalau kapal Taiwan agak tidak bagus ya. (Para ABK) harus kerja keras. Betapa tidak pastinya nasib mereka," kata Susi di hadapan 20 ABK kapal STS-50 yang terjaring operasi satgas gabungan 151.
Oleh karena itu, Susi Pudjiastuti mengatakan nasib ke-20 ABK kapal STS-50 masih tergolong mujur, karena diperlakukan dengan baik oleh pemimpin di kapal tersebut.
"Mereka beruntung bahwa pemimpin di kapal tersebut memberi mereka makanan yang cukup dan memperlakukan mereka dengan baik, tapi banyak (ABK kapal ilegal) yang lain tidak (diperlukan dengan baik)," ujar dia.
Reporter: Wilfridus S.
Sumber: Merdeka.com
ABK Kapal STS-50 Tak Dapat Upah Layak
Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Susi Pudjiastuti mengakui, Pemerintah cukup kesulitan mengendus praktik perekrutan tenaga kerja kapal ilegal.
"Ini yang sulit sekali kami kontrol, karena menurut informasi dari para ABK, mereka (agen) berpromosi ke daerah-daerah, lewat brosur-brosur dan lewat agen-agen," ujar dia di Kementerian KKP, Jakarta, Rabu 18 April 2018.
"Mungkin juga (masyarakat) tidak tahu apakah (agen penyalur tenaga kerja) ini resmi atau tidak, karena tidak ada juga pengumuman, yang resmi mana, mana yang tidak resmi," tambah dia.
Selain itu, pengangkutan tenaga kerja yang kerap terjadi di tengah laut juga mempersulit pengawasan dari Pemerintah. "Kalau kami tidak tangkap juga kami tidak tahu (praktik tenaga kerja ilegal). Karena mereka naikan crew itu tidak di port. Mereka naikkan di laut," ujar dia.
Meskipun begitu, Pemerintah akan terus berupaya memperbaiki sistem pengawasan terhadap sistem perekrutan tenaga kerja dan memastikan agen-agen penyalur juga kapal-kapal ikan benar-benar memenuhi hak tenaga kerja yang disalurkannya.
"Koordinasi antardepartemen. Di kami kalau ketahuan itu terjadi maka SIUP-nya izin tangkapnya bisa kita cabut. Dan kita sudah lakukan beberapa di Indonesia," ujar dia.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya pada ABK kapal yang bekerja di kapal penangkap ikan ilegal. Menurut dia, banyak dari mereka yang direkrut secara tak resmi tidak diperlakukan sebagaimana mestinya ketika bekerja di atas kapal.
"Ada jenis kapal yang perlakuannya jelek ada yang baik. Kalau kapal Taiwan agak tidak bagus ya. (Para ABK) harus kerja keras. Betapa tidak pastinya nasib mereka," kata Susi di hadapan 20 ABK kapal STS-50 yang terjaring operasi satgas gabungan 151.
Oleh karena itu, Ia mengatakan nasib ke-20 ABK kapal STS-50 masih tergolong mujur, karena diperlakukan dengan baik oleh pemimpin di kapal tersebut.
"Mereka beruntung bahwa pemimpin di kapal tersebut memberi mereka makanan yang cukup dan memperlakukan mereka dengan baik, tapi banyak (ABK kapal ilegal) yang lain tidak (diperlukan dengan baik)," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement