Jelang Hari Kartini, Menteri Susi Ingin Wanita Indonesia Berpikir Bebas

Hari Kartini dikenal sebagai simbol perjuangan emansipasi perempuan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2018, 18:52 WIB
Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti tampak anggun menggunakan baju kebaya Jawa berwarna putih saat acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Liputan6.com/Panji Diksana)

Liputan6.com, Jakarta Tepatnya pada 21 April 2018, Indonesia akan memperingati Hari Kartini. Momen ini dikenal sebagai simbol perjuangan emansipasi perempuan.

Jelang Peringatan Hari Kartini, Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Susi Pudjiastuti memberikan pesan khusus kepada semua perempuan Indonesia.

Menurut dia, momen Hari Kartini mesti menjadi dorongan bagi perempuan Indonesia untuk lepas dari berbagai pola pikir yang mengungkung aktualisasi dirinya.

"Saya pikir wanita Indonesia harus mulai liberating, membebaskan diri dari keterbatasan, pemikiran sebagai wanita," ucap dia di Kementerian KKP, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Pemilik Maskapai Susi Air ini mengatakan, perempuan Indonesia harus berani berpikir optimistis dan percaya diri tampil sebagai sosok yang bisa membuat perubahan.

"Jangan terus berpikir, saya wanita tidak boleh ini, tidak boleh itu. Tapi, saya wanita bisa bikin apa. Jangan berpikir apa yang tidak bisa. Nanti tidak bisa semua," tegasnya.

Momen Hari Kartini seharusnya menjadi kesempatan bagi perempuan Indonesia untuk menimba nilai-nilai yang sudah ditunjukkan sosok Kartini.

"Dalam kehidupan terkungkung dan status yang sangat sulit saat itu, Kartini tetap berpikir luas, maju ke depan," dia menandaskan.


Naik Paddle Board, Menteri Susi Panen Rumput Laut di Fakfak

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan panen raya rumput laut di kampung Saharei Distrik Fakfak Timur Kabupaten Fak Fak, Papua Barat. (Dok KKP)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan panen raya rumput laut di kampung Saharei Distrik Fakfak Timur Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pada Jumat kemarin. Susi langsung turun ke laut dengan menaiki paddle board dan memanen rumput laut bersama puluhan pembudi daya yang telah menunggu kedatangannya.

Panen raya rumput laut tersebut dilakukan pada lahan seluas 4 hektare yang merupakan hasil dukungan program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pemda setempat.

"Panen raya ini diharapkan akan menjadi awal menuju ekonomi masyarakat yang lebih baik. Saya ingin rumput laut ini menjadi alternatif usaha dan secara langsung meningkatkan pendapatan masyarakat di sini," ungkap Susi dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (24/3/2018).

Susi juga meminta kepada PT Algae yang akan menampung hasil panen rumput laut masyarakat di Fakfak tidak mempermainkan harga. 

"Di sini ada PT Algae, saya harap nanti harga rumput laut tidak dipencet-pencet. Perusahaan harus peduli dengan pembudi daya, sehingga masyarakat akan terpacu semangatnya untuk bekerja," jelas perempuan kelahiran Pangandaran ini.

Menurut Susi, perairan di tanah Papua ini luar biasa kaya. Oleh karena itu, ia berpesan masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya laut, memanfaatkan dengan cara bertanggung jawab dan tidak merusak demi anak cucu kita.

"Sebanyak 363 kapal asing telah kita tenggelamkan. Sekarang ikan melimpah, bapak ibu harus bersyukur, caranya yakni dengan memanfaatkan dan melestarikan sumber daya yang ada. Saya ingatkan Bapak Ibu tidak melakukan penangkapan ikan dengan portas, ngeruk pasir dan buang sampah plastik di laut," ujar Susi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya