Liputan6.com, Pekanbaru - Di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, tak hanya Bonita saja yang bekeliaran di hutan hingga masuk ke perkebunan sawit. Masih ada harimau lainnya yang kemudian diberi nama Boni oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Dua ekor harimau itu membuat heboh warga Dusun Danau di desa tersebut sejak awal Januari 2018. Namun, setelah dipelajari oleh BBKSDA, ternyata hanya Bonita saja yang mengalami perubahan perilaku hingga menewaskan dua warga.
Menurut Kepala Bidang I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo, Boni dengan Bonita dapat dibedakan dari pola belangnya. Dia tidak menjadi target untuk direlokasi karena sejauh ini tidak membahayakan manusia.
"Boni ini lebih menghindari pertemuan dengan manusia," kata Hutomo saat dihubungi Rabu siang, 18 April 2018.
Baca Juga
Advertisement
Sejak kedatangan tim BBKSDA ke dusun tersebut untuk "memburu" Bonita, Boni lebih memilih masuk ke hutan. Meski demikian, sesekali harimau Sumatera betina ini muncul di pinggir perkebunan untuk mencari makan.
Hutomo menyebutkan biasanya, Boni muncul pada malam hari. Usai mencari makan, Boni kembali masuk lagi ke hutan dan memilih berdiam di habitatnya itu.
"Malam hari munculnya, ada sesekali. Biasanya keluar ke pinggir hutan sisi barat dekat kanal, menyeberang, lalu masuk lagi ke hutan," kata Hutomo.
Si Pemalu dan Si Nekat
Boni ini lebih pemalu jika bertemu dengan manusia, baik di pinggir perkebunan ataupun dalam hutan. Boni langsung pergi begitu melihat manusia berada di dekatnya.
Perilaku Boni ini berbanding terbalik dengan Bonita. Harimau betina ini langsung mendatangi manusia yang berada di sekitarnya, baik yang ditemui di perkebunan ataupun hutan.
"Kalau lihat pekerja kebun, Bonita mendatanginya. Ditongkrongi gitu," kata Hutomo.
Dengan alasan ini, BBKSDA menyatakan Bonita sangat wajib ditangkap untuk direlokasi. Berbagai upaya telah dilakukan supaya Bonita ditangkap, mulai dari memasang belasan perangkap, mendatangkan pawang serta bule asal Kanada, Shakti.
Nama terakhir merupakan ahli dalam animal communicator. Hutomo menyebutnya tahu keberadaan Bonita dan memancingnya keluar dari hutan ke perkebunan.
Hanya saja sejauh ini, Bonita masih berkeliaran meski pencariannya sudah lebih dari 100 hari. Dia memang pernah dibius dan memakan beberapa umpan yang diberi obat bius, tapi masih saja dia berdiri tegak dan lari ke hutan.
Sejak dibius pertengahan Maret lalu, Bonita mulai meninggalkan perkampungan. Dia mulai bergerak ke arah hutan dan sesekali keluar ke areal perkebunan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement