Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy menyebut, pelaku yang melukai arsitek Persib Bandung, Roberto Carlos Mario Gomez dalam insiden melawan Arema FC layak dipenjara. Partai pekan keempat Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak tersebut berakhir dengan kericuhan.
Pendukung Arema FC, Aremania, menyerbu masuk ke lapangan di masa injury time. Mereka yang masih berada di tribun Stadion Kanjuruhan juga melakukan pelemparan ke dalam lapangan, termasuk ke bench Persib dan Gomez.
Baca Juga
Advertisement
Gomez beserta para ofisial dan pemain Persib turut menjadi sasaran lemparan Aremania. Arsitek asal Argentina itu mengalami luka di bagian kepala dekat pelipis matanya.
"Mengintimidasi lawan adalah sesuatu yang lain, tetapi menyerang secara fisik pelatih lawan adalah hal yang harus mendapatkan ganjaran penjara," ujar Simon.
"Sama halnya seperti saat seseorang memukul orang lain di jalanan, maka itu harus dihukum penjara," katanya menambahkan.
Menolak Berkomentar Lebih Jauh
Awalnya, Simon menolak untuk berkomentar lebih jauh terkait insiden ini. Pasalnya, peristiwa itu tidak ada sangkut pautnya dengan kondisi Bhayangkara FC.
"Saya tak berpikir tentang itu. Saya kecewa, tetapi yang Anda (wartawan) bicarakan tak ada pengaruhnya dengan tim ini. Namun, ini menurut saya ini adalah sesuatu yang parah," tutur mantan pelatih Timnas Filipina tersebut.
"Kalau bertanya saya kecewa atau tidak, itu tak akan mengubah keadaan. Sudah banyak yang bertanya soal ini, 'Apa pendapat anda, apa pendapat Anda?. Kami tak akan pernah melihat hal seperti ini di belahan dunia mana pun, ketika suporter masuk ke lapangan dan menyerang seorang pelatih lawan," imbuhnya.
Advertisement
Tekanan Wajar
Simon menilai seharusnya pendukung dapat memberikan tekanan kepada pihak lawan dengan perilaku yang wajar. Bukan melakukan intimidasi maupun tindakan anarkistis.
"Saya sudah lama bermain sepak bola. Setiap pemain harus memiliki tekanan untuk bisa bermain bagus. Maka itu sangat bagus ketika bermain di depan banyak penonton. Saya sangat suka lebih banyak tantangan," ungkap Simon.