Liputan6.com, Jakarta Candi Borobudur tidak hanya sekedar tempat wisata populer yang dikunjungi oleh pelancong dari seluruh dunia. Karena dibalik kemegahan candi yang dibangun pada sekitar abad ke-8 ini, banyak nilai-nilai budaya terkandung di dalamnya. Baik dari bangunannya sendiri maupun masyarakat yang ada di sekitar Candi Borobudur.
Perbedaan cara pandang antar generasi dulu dan milenial, mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sub-Direktorat Warisan Budaya Benda Dunia untuk menyelenggarakan Workshop “Borobudur dalam Potret Lansekap Budaya” untuk menyambut Hari Warisan Dunia 2018 pada 18 April 2018.
Advertisement
“Perayaan Hari Warisan Dunia sendiri bukan merupakan sebuah pesta, tapi setiap tahun ada pemikiran baru bagaimana melestarikan lansekap budaya dengan masyarakat sekitar. Sehingga candi tetap terawat dengan baik dan masyarakat tetap sejahtera,” ungkap Yunus Arbi, Kepala Sub-Direktorat Warisan Busaya Benda Dunia, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, dalam rilis yang diterima oleh tim Liputan6.com pada hari Kamis (19/4/2018).
Kesadaran generasi muda
Hal ini dirasa penting, karena seluruh generasi perlu sadar mengenai keragaman warisan untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya. Selain itu, workshop yang diselenggarakan di Balai Konservasi Borobudur dan Galeri Komunitas ini, juga mengangkat pentingnya penyebaran pengetahuan antar generasi dalam memahami Candi Borobudur sebagai salah satu Situs Warisan Dunia di Indonesia.
Tentunya hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan dinamika yang modern antara unsur pengambil kebijakan, keberadaan situs itu sendiri, dan masyarakat yang mengelilinginya.
Advertisement
Workshop
Workshop yang dilaksanakan selama dua hari ini, dihadiri oleh 40 peserta dengan berbagai macam latar belakang profesi serta pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. Para peserta diajak bersentuhan langsung dan merasakan sendiri bagaimana hubungan sosial dan budaya masyarakat, terhadap kehadiran Candi Borobudur yang ada di dekat mereka. Para peserta dibagi dalam lima rute yang menyusuri berbagai elemen, mulai dari situs, Balai Ekonomi Desa, wisata komunitas, kesenian komunitas, berbagai hotel di sekitar Borobudur, hingga mengetahui kebijakan pemerintah dengan mengunjungi berbagai lembaga terkait.