Lembaga Internasional Akui Tata Kelola Perusahaan BEI

BEI mendapatkan sistem manajemen kelangsungan bisnis ISO 22301:2012 dari British Standard Institution (BSI).

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Apr 2018, 12:07 WIB
BEI dapat sertifikat manajemen kelangsungan bisnis ISO 22301:2012 (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi bursa efek pertama di Asia Pasifik dan yang kedua di dunia yang mendapatkan Sistem Manajemen Kelangsungan Bisnis (Business Continuity Management System/BCMS) ISO 22301:2012 dari British Standards Institution (BSI).

Sertikasi ISO 22301:2012 merupakan pengakuan BEI memiliki sistem manajemen kelangsungan bisnis yang efektif. Adapun sertifikasi ISO tersebut telah melalui proses audit yang dilakukan oleh BSI pada Maret 2018.

Dengan penerapan dan audit Sertikasi ISO 22301:2012 diharapkan dapat meningkatkan kemampuan BEI untuk memastikan operasional sistem perdagangan. Selain itu juga dapat melanjutkan kembali bisnisnya dengan cepat apabila terjadi gangguan pada sistem bisnisnya.

Divisi yang ikut tercakup dalam sertifikat BCMS ISO 22301:2012 adalah Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa, Operasional Perdagangan, Pendukung Perdagangan, Pengawasan Transaksi, Sekretaris Perusahaan, Operasional Terknologi Informasi, dan Komunikasi Perusahaan serta Divisi Umum dan Manajemen Risiko.

"Menjaga tata kelola governance BEI ialah prioritas. Ini terbukti dengan kami mendapatkan Sertikasi ISO 22301:2012," tutur Direktur Utama BEI Tito Sulistiyo, di Gedung BEI, Kamis (19/4/2018).

"Ini basednya di London dan telah benar-benar mengaudit sembilan divisi, artinya tata kelola kita sudah cukup memadai. Ini berarti dampaknya ke pasar kita punya kredibilitas internasional," tambah Tito.

Tak hanya itu, BEI juga mendapatkan Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) ISO 27001:2013 untuk periode 2018 hingga 2021. Ini dengan lingkup seluruh divisi di perusahaan setelah dinyatakan memenuhi persyaratan ISO pada proses audit yang juga dilakukan oleh BSI pada Maret 2018.

Sertifikasi ISO 27001:2013 dan ISO 22301:2012 ini merupakan hasil komitmen seluruh karyawan BEI dalam menjalankan program dan bisnis sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. BEI juga menerapkan secara konsisten dan memiliki ISO 9001 untuk sistem manajemen mutu yang didapat sejak 2008.

 


Laba Bersih Emiten di BEI Tumbuh 23 Persen

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan laba bersih perusahaan yang mencatatkan saham (emiten) di BEI tumbuh double digit pada 2017.

Hal itu dinilai ditopang dari kinerja emiten bank.Berdasarkan data BEI, sebanyak 79,95 persen atau 371 emiten meraih laba bersih pada 2017 dari 464 emiten yang telah sampaikan laporan keuangan 2017. Tercatat hanya 93 perusahaan tercatat yang membukukan rugi bersih.

Dari jumlah itu, ada 280 perusahaan yang mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2017. Akan tetapi, terdapat 184 perusahaan yang mencatatkan penurunan laba bersih pada 2017.

Sebanyak delapan perusahaan mencatatkan ekuitas negatif.Total aset ke-464 perusahaan tercatat yang telah menyerahkan laporan tahunan 2017 naik 11,11 persen menjadi Rp 10.064 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 9.057 triliun.

Total ekuitas naik 12,45 persen menjadi Rp 2.869 triliun pada 2017 dari Rp 2.551 triliun pada 2016.Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan laba bersih perusahaan yang mencatatkan saham (emiten) di BEI tumbuh double digit pada 2017. Hal itu dinilai ditopang dari kinerja emiten bank.

Berdasarkan data BEI, sebanyak 79,95 persen atau 371 emiten meraih laba bersih pada 2017 dari 464 emiten yang telah sampaikan laporan keuangan 2017. Tercatat hanya 93 perusahaan tercatat yang membukukan rugi bersih.Dari jumlah itu, ada 280 perusahaan yang mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2017.

Akan tetapi, terdapat 184 perusahaan yang mencatatkan penurunan laba bersih pada 2017. Sebanyak delapan perusahaan mencatatkan ekuitas negatif.Total aset ke-464 perusahaan tercatat yang telah menyerahkan laporan tahunan 2017 naik 11,11 persen menjadi Rp 10.064 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 9.057 triliun. Total ekuitas naik 12,45 persen menjadi Rp 2.869 triliun pada 2017 dari Rp 2.551 triliun pada 2016.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya