Liputan6.com, Jakarta Saat ini blus pussybow kembali populer di Swedia sebagai simbol solidaritas untuk Sara Danius, peraih Nobel Sastra yang juga merupakan Sekretaris Swedish Academy yang dilengserkan karena skandal #MeToo. Blus dengan pita lebar di kerah yang biasa disebut dengan pussybow ternyata bukan pernyataan fashion semata.
Sejak tahun 1980-an, selain berfungsi sebagai fashion statement, blus dengan aksen pussybow telah dijadikan sebagai simbol feminisme sebagai tandingan gaya kemeja plus dasi yang biasa dikenakan pria saat bekerja atau dalam situasi resmi.
Advertisement
Blus yang termasuk salah satu item fashion bergaya retro tersebut mulai digunakan pada tahun 70-an dan 80-an ketika para perempuan mulai mengisi jabatan-jabatan penting seperti CEO, manajer atau jabatan eksekutif lainnya yang biasa hanya diduduki oleh para pria.
Meg Whitman, mantan CEO Hewlett-Packard, menjelaskan bahwa saat ia pertama kali menjabat sebagai brand manager di P&G pada tahun 1979, tidak ada aturan yang jelas tentang busana kerja untuk wanita.
“Kami dulu memakai jas dengan rok dan jaket dengan kemeja button-down dan dasi kupu-kupu kecil, karena itu semacam penafsiran kami tentang dasi pria. Itu adalah usaha kami untuk menjadi feminin, tetapi juga tetap mengimbangi gaya busana para pria,” jelas Whitman, dikutip dari Jezebel (Jumat, 20/4/2018).
Pussycat bow
Pussybow juga merujuk pada bagian anatomi tubuh wanita, yaitu bagian kelamin yang menurut mereka menyimbolkan feminisme. Namun, blus dengan pita lebar di bagian kerah tersebut juga sering disebut dengan pussycat bow yang kemungkinan merujuk pada cara orang mengikat pita di leher kucing kesayangan mereka.
Advertisement
Thatcher collar
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh majalah Glamour, banyak orang tidak menyukai nama pussybow. Mereka ingin mengganti istilah tersebut denga nama baru. Istilah yang banyak dipilih adalah ‘Thatcher collar’ yang merujuk pada Margareth Thatcher.
Hal ini mengingat bahwa mantan Perdana Menteri Inggris yang dijuluki wanita bertangan besi tersebut sering memakai blus pussybow. Lalu, bagaimana dengan Anda, apakah Anda memakai blus pussybow sekadar untuk pernyataan gaya fashion atau sebagai dukungan gerakan feminisme?
Ana Fauziyah