Solo - Masih banyaknya ijazah warga Kota Solo yang ditahan pihak sekolah, membuat Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo kembali menebus ijazah lulusan tersebut. Kebanyakan penahanan ijazah ini lantaran siswa bersangkutan menunggak biaya pendidikan. Kali ini, orang nomor satu di Pemkot Solo itu menebus 10 ijazah SMA/SMK yang ditahan sekolah selama bertahun-tahun.
Ijazah itu akhirnya bisa diambil setelah Wali Kota membayar tunggakan biaya pendidikan. Ijazah yang sudah ditebus itu kemudian diserahkan kepada 10 warga Solo, Rabu, 18 April 2018, di ruang kerjanya. Pemilik ijazah itu pun akhirnya lega karena ijazah yang selama ini tertahan di sekolah bisa mereka ambil secara gratis.
Kepada Solopos.com, salah satu pemilik ijazah tersebut, Reza Kurniawan, warga Nayu Barat RT 004 RW 014, Nusukan, Banjarsari, mengaku lulus dari SMKN 7 sejak 2015 lalu. Namun, ia belum dapat mengambil ijazahnya karena belum mampu melunasi biaya sekolahnya. Saat ini, dia sudah bekerja di Solo Paragon Mall.
Baca Juga
Advertisement
"Gaji saya belum mampu untuk menutup tunggakan biaya pendidikan. Nilai tunggakan sekitar Rp 2 juta," katanya.
Dia mengaku tetap berkeinginan melanjutkan kuliah. Namun, keinginan itu terkendala biaya. "Sekarang saya sangat berterima kasih dengan Pak Wali sudah menebus ijazah saya," katanya.
Wali Kota mengaku merogoh uang pribadi untuk melunasi seluruh biaya pendidikan 10 warganya tersebut. Bahkan, ada satu ijazah yang ditebus dengan nominal tunggakan biaya pendidikan hampir Rp 4 juta.
Pria yang akrab disapa Rudy itu menyebut, hingga kini masih banyak ijazah yang tertahan, terutama di sekolah swasta. Terbatasnya anggaran membuat pelunasan ijazah tersebut dilakukan bertahap.
"Dari 10 pemilik ijazah ini yang dibagikan sudah bekerja tapi sebagian juga masih menganggur dan ingin melanjutkan kuliah," kata Wali Kota.
Ijazah tertahan tersebut mulai dari tahun ajaran 2014/2015 sampai 2016/2017. Ijazah terpaksa ditahan sekolah karena yang bersangkutan tidak mampu membayar tunggakan biaya pendidikan.
Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.
Kurang Anggaran untuk Tebus Ijazah
Rudy menuturkan ijazah merupakan hak dari para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan. Meski demikian, dia tidak menyalahkan kebijakan sekolah yang terpaksa menahan ijazah itu sebab membayar uang pendidikan merupakan kewajiban.
Selain itu, para lulusan tersebut juga tidak masuk dalam daftar siswa dari keluarga miskin. "Tapi saya yakin mereka memang tidak mampu untuk membayar tunggakan uang sekolah," katanya.
Kondisi itu membuatnya memilih memutihkan tunggakan tersebut. Rudy menyadari masih kekurangan anggaran untuk menebus ijazah dari sekolah swasta. Penebusan ijazah tersebut tidak menggunakan anggaran dari APBD Kota Solo, tetapi anggaran pribadi yang diambilkan dari tunjangan operasional Wali Kota senilai Rp 27,5 juta per bulannya.
Dana itu digunakan untuk melunasi pembayaran murid yang menunggak biaya pendidikan. Pemkot Solo tidak bisa menganggarkan bantuan pendidikan untuk melunasi tunggakan biaya sekolah murid swasta.
Rata-rata nilai tunggakan berkisar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Rudy menyadari jika sebagian lulusan yang ijazahnya tertahan berasal dari sekolah swasta. Anak-anak ini dari keluarga tidak mampu dan nilainya kurang bagus sehingga tidak bisa masuk ke sekolah negeri dan terpaksa masuk di sekolah swasta.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement