Wamenlu RI: Wanita Berperan Penting dalam Menjaga Perdamaian Dunia

Menurut Wamenlu Fachir, baik itu wanita maupun laki-laki, perannya sungguh besar bagi perdamaian dunia yang cukup dinamis saat ini.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Apr 2018, 15:30 WIB
Wakil Menlu AM Fachir. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir mengatakan, wanita punya peran penting dalam menjaga perdamaian dunia.

Oleh sebabnya, Indonesia mendorong agar peran wanita lebih dilibatkan dalam keanggotaan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Peran wanita sangat penting dan sangat dibutuhkan," ujar Wamenlu AM Fachir saat menyampaikan sambutan di pembukaan MIKTA Panel Discussion on Women and Peacekeeping, di Hotel Double Tree Jakarta, Kamis (19/4/2018) pagi.

"Indonesia juga mendukung hal ini karena kami juga memiliki personel wanita di pasukan perdamaian PBB," tambahnya.

Menurut Wamenlu Fachir, baik itu wanita maupun laki-laki, perannya sungguh besar bagi perdamaian dunia yang cukup dinamis saat ini.

"Saat ini Indonesia terus mengirimkan personel keamanannya ke sejumlah negara di dunia. Kami tak pernah gentar untuk menjaga perdamaian," jelas Wamenlu Fachir.

"Demi menjaga konsistensi, Indonesia selalu melakukan sejumlah pelatihan agar calon pasukan perdamaian dapat bertahan di wilayah konflik," ujarnya.

Meski demikian, Wamenlu Fachir menyebut pengiriman pasukan perdamaian pun tak lepas dari sejumlah tantangan.

"Beberapa tantangan yang kami hadapi salah satunya adalah semakin rumitnya situasi daerah konflik dan kurangnya alat-alat. Tetapi kami selalu berusaha untuk menghadapi tantangan tersebut," jelas Wamenlu Fachir.

Saat ini, Indonesia merupakan negara yang masuk peringkat sepuluh besar penyumbang pasukan perdamaian untuk PBB.

"Setidaknya ada 2.700 pasukan perdamaian dari Indonesia yang tersebar di seluruh dunia," jelas Wamenlu Fachir.

Sejak 1957, Indonesia juga telah mengirimkan lebih kurang 40 ribu personel untuk menjaga perdamaian dunia.

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Indonesia Sebagai Koordinator MIKTA

MIKTA adalah kemitraan informal antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

MIKTA adalah kemitraan informal antara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia.

Kemitraan ini dipimpin oleh perwakilan (Menteri Luar Negeri) dari negara masing-masing.

MIKTA pertama kali dibentuk pada tahun 2013 di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.

Salah satu tujuan dibentuknya MIKTA adalah untuk mendukung pemerintahan global yang efektif.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya