Liputan6.com, Jakarta - Teknologi Machine Learning dan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) kian dimanfaatkan di beberapa sektor, termasuk untuk militer.
Dilaporkan The Next Web, Kamis (19/4/2018), Angkatan Darat AS dikabarkan tengah mengembangkan metode kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi wajah berdasarkan suhu tubuh.
Advertisement
Teknologi tersebut nantinya dapat digunakan dalam kegelapan. Tak hanya itu saja, tersemat juga kecerdasan buatan yang mampu mengenali wajah orang-orang yang dituju.
Terobosan teknologi itu dikembangkan oleh beberapa ilmuwan Army Research Laboratory (ARL) antara lain Benjamin S. Riggan, Nathaniel J. Short, dan Shuowen Hu.
Ketiga ilmuwan merilis laporan resminya yang merinci upaya militer untuk mengembangkan metode pengenalan wajah yang digunakan berdasarkan perangkat yang bisa mendeteksi panas tubuh.
Perangkat semacam ini sebetulnya umum dilakukan dalam dunia militer. Misalnya saja seperti pesawat helikopter Apache dan kendaraan tempur lainnya yang dilengkapi dengan kamera pencitraan untuk mendeteksi orang dalam jarak pandang yang dekat.
Namun, proyek ini terbilang baru karena mampu merekam wajah dan menembus dinding.
Dengan pengembangan lebih lanjut, sistem dapat diperluas untuk melakukan pengenalan wajah secara real-time, di lapangan meskipun terhalang dinding tebal sekaligus.
Angkatan darat AS juga mengungkapkan bahwa teknologi dapat membantu dalam tugas di medan perang serta mengidentifikasikan musuh yang menjadi target.
Teknologi Pengenalan Wajah Bantu Polisi Tangkap Penjahat
Teknologi pengenalan wajah sebetulnya juga sudah diimplementasikan oleh pihak kepolisian di sejumlah negara.
Kepolisian South Wales di Inggris, contohnya, menggunakan teknologi berjuluk facial recognition ini untuk menangkap seorang pria.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah melakukan uji coba teknologi Automatical Facial Recognition (AFR) selama 18 bulan terakhir.
Akhir Mei 2017, penegak hukum mengumumkan kemitraan dengan perusahaan bernama NEC untuk menguji coba AFR selama berlangsungnya Liga Champions di Kota Cardiff.
Pada kesempatan tersebut, petugas yang sudah dilatih memantau pergerakan sejumlah di lokasi dan pusat kota.
Mengutip laman Mashable, Jumat (9/6/2017), dalam proses uji coba, sejumlah kamera ditempatkan di berbagai tempat untuk mengidentifikasi orang-orang yang ada di daftar pemantauan pihak kepolisian. Entah karena mereka adalah tersangka kejahatan, orang hilang, atau orang-orang penting.
Advertisement
Pertama Kali di Inggris
Juru bicara kepolisan South Wales mengungkapkan, penangkapan seorang pria setempat ternyata tak ada kaitannya dengan Liga Champions, tetapi kemungkinan besar, wajah pria tersebut ada dalam sistem Manajemen Rekaman Kepolisian setempat yang menyimpan setidaknya 500 ribu foto yang sudah didata sejak tahun 2015.
Menurut kepolisan, pertandingan final liga Champions jadi momen yang tepat untuk menguji coba teknologi pengenalan wajah AFR. Sekadar diketahui, saat ini Kepolisian Inggris juga telah menerapkan pengenalan wajah real-time yang terkoneksi di seluruh markas kepolisian.
"Dunia sudah berubah dan itu membuat polisi juga harus berubah," kata Asisten Kepala Polisi Richard Lewis.
Berdasarkan Komisaris Polisi Kriminal South Wales Alun Michael, teknologi pengenalan wajah AFR membantu proses penegakan hukum dan pencegahan kejahatan. "Teknologi ini memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi potensi kasus pelanggaran di lingkungan tempat teknologi itu diterapkan," kata Michael.
Sejauh ini, penangkapan dengan bantuan teknologi pengenalan wajah ini merupakan yang pertama kalinya di Inggris.
Reporter: Fauzan Jamaludin
Sumber: Merdeka.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: