Surabaya Fever Melaju ke Final Srikandi Cup

Langkah Surabaya Fever ke final Srikandi Cup 2017-2018 tak terbendung.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 19 Apr 2018, 16:55 WIB
Natasha Debby Christaline (tengah) berperan vital saat Surabaya Fever mengalahkan MP Samator pada semifinal Srikandi Cup 2017-2018 di GMC Arena, Cirebon, Kamis (19/4/2018). (Humas Srikandi Cup)

Cirebon - Surabaya Fever melangkah ke final Srikandi Cup 2017-2018 setelah menang telak atas Merah Putih Samator 106-43 pada babak semifinal playoff di GMC Arena, Cirebon, Kamis (19/4/2018).

Seperti yang sudah diprediksi, MP Samator tak berdaya menahan gempuran Fever. Berdasarkan statistik, Fever unggul segalanya atas tim lawan.

Akurasi tembakan menjadi senjata mematikan Fever. Dari 37 percobaan tiga angka, 14 di antaranya berhasil membuahkan poin. Sementara itu, mereka juga mencetak 61 rebound dalam pertandingan ini dan mendapatkan 33 poin dari turnover.

"Anak-anak bermain lumayan bagus. Namun, tetap ada catatan. Lawan masih bisa melakukan banyak offensif rebound. Ini catatan buat kami," ujar pelatih Fever, Wellyanto Pribadi, setelah pertandingan.

Natasha Debby Christaline menjadi bintang Fever dengan torehan 19 poin, dua rebound, dan tiga assist. Adapun Annisa Widyarni dan Sumiati masing-masing mencetak 17 dan 13 poin.

Di kubu MP Samator, Michelle Kurniawan menyumbang sembilan poin, dua rebound, dan satu assist untuk timnya. Sedangkan Christie Rumambi dan Jessie Kristina sama-sama mendapatkan tujuh poin.

"Ini sebenarnya sudah sesuai prediksi. Yang di luar dugaan adalah selisih poin. Memang saya akui akurasi tembakan Fever lebih meningkat dibanding seri-seri sebelumnya," kata pelatih MP Samator, Nina Yuanita.

"Pekerjaan rumah saya adalah mengangkat masalah mental bermain para pemain saya, soalnya sebagian pemain MP Samator juga merupakan para pemain muda," tambahnya.

Sayangnya kemenangan Surabaya Fever di semifinal playoff Srikandi Cup 2017-2018 ternoda. Center mereka, Lea Kahol, terkena foul out setelah lima kali melakukan personal foul. "Anak ini ceroboh defense-nya. Dia terlalu agresif. Kadang, itu jadi bumerang buat dia." tutur Wellyanto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya