Gempa Susulan Relatif Lemah, BPBD Banjarnegara Sebut Tak Ada Kerusakan

Usai gempa susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Jawa Tengah, langsung mengecek lokasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2018, 18:30 WIB
Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Dok. SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Gempa susulan yang terjadi pada Kamis pagi tadi sekitar pukul 09.44 WIB, di wilayah Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan.

Usai gempa susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara langsung mengecek lokasi. "Dari hasil pengecekan tersebut, kami tidak menemukan adanya kerusakan," ucap Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman, di Posko Lapangan Bencana Gempa, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening, Kamis (19/4/2018), dilansir Antara.

Selain itu, kata dia, gempa susulan tersebut tidak terekam oleh Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara karena getarannya relatif kecil.

Terkait dengan jumlah pengungsi gempa Banjarnegara, dia menjelaskan, berdasarkan pendataan pada Kamis siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB, tercatat sebanyak 455 keluarga yang terdiri atas 1.939 jiwa.

"Jumlahnya berkurang dari data tadi malam yang mencapai 526 keluarga yang terdiri atas 2.104 jiwa," katanya.

Menurut dia, berkurangnya jumlah pengungsi itu karena sebagian di antara mereka dijemput saudara untuk tinggal di rumahnya.

Ia mengatakan, lokasi pengungsian warga terdampak gempa yang disediakan BPBD Banjarnegara di Desa Sidakangen tersebar di Kantor Desa Sidakangen, Sekolah Dasar Negeri 2 Sidakangen, dan Taman Pendidikan Quran.

"Sementara di Desa Kertosari, lokasi pengungsian berada di SD Kertosari dan rumah-rumah penduduk, sedangkan di Desa Kasinoman tersebar di rumah-rumah penduduk, dan di Desa Plorengan tidak ada pengungsian," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Ratusan Rumah Rusak

Gempa merusak gedung sekolah, rumah dan tempat ibadah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Berdasarkan analisis BMKG, sebagian wilayah Banjarnegara diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 4,4 SR pada Rabu, 18 April 2018, pukul 13.28 WIB.

Pusat gempa berlokasi di darat pada kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen. BMKG melaporkan lokasi pusat gempa berada di darat yang diakibatkan oleh aktivitas patahan atau sesar lokal.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, gempa tersebut mengakibatkan 316 bangunan rumah di Kecamatan Kalibening mengalami kerusakan. Sebanyak 62 unit di antaranya berlokasi di Desa Kertosari, 217 lainnya di Desa Kasinoman, dan 37 unit di Desa Plorengan.

Menurut dia, gempa juga merusak sejumlah fasilitas umum, yaitu tiga masjid, satu musala dan satu gedung sekolah, yaitu SMPN 2 Kalibening.

"Berdasarkan data sementara diketahui ada dua orang meninggal dunia akibat gempa, yakni Asep (13) dan Kasri (80). Keduanya berasal dari Desa Kasinoman," katanya.

 


Sebagian Warga Masih Trauma Pascagempa

Suasana usai goncangan gempa di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU RAPI BNA/Muhamad Ridlo)

Adapun warga di sejumlah wilayah Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengaku masih trauma pascagempa berkekuatan 4,4 Skala Richter yang terjadi pada Rabu siang, 18 April 2018.

"Gempa itu terjadi kemarin, sekitar pukul 13.30 WIB, selama 2 detik, brung, hancur semua," tutur salah seorang warga, Wardi, saat ditemui di rumahnya, Desa Kasinoman RT 01 RW 01, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, dilansir Antara.

Ia menjelaskan, gempa tersebut mengakibatkan tembok rumahnya retak-retak dan beberapa bagian terlihat miring. Kondisi ini membuat seluruh anggota keluarganya terpaksa tidur di luar rumah pada Rabu malam, 18 April 2018.

Menurut dia, sejak gempa tersebut terjadi, tercatat sebanyak empat kali gempa susulan yang mengejutkan warga. Lantaran itulah, sebagian besar warga terutama kaum wanita dan anak-anak telah mengungsi ke tempat-tempat pengungsian maupun rumah saudara.

"Hari ini, keluarga saya terpaksa mengungsi ke rumah saudara di Pandanarum. Selain karena kakek-neneknya anak-anak sudah kangen, mereka juga ingin menenangkan diri," katanya.

Kendati istri dan anak-anaknya telah mengungsi, dia mengaku untuk sementara masih bertahan di rumahnya untuk menjaga beberapa harta benda yang belum diungsikan.

Salah satu harta milik Wardi yang belum diungsikan berupa seekor sapi potong yang masih berada di kandang samping rumah. "Kalau memang harus terjadi pada sapi ini, saya pasrah kepada Allah," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya