5 Scudetto Paling Dramatis di Serie A

Berikut ini adalah lima perburuan Scudetto paling dramatis sepanjang sejarah Serie A.

oleh Tyo Harsono diperbarui 19 Apr 2018, 20:15 WIB
Juventus dan Napoli memperebutkan Scudetto 2017-2018.. (AFP/Tiziana Fabi)

Turin - Persaingan di liga-liga utama Eropa musim 2017-2018 sudah mendekati garis finis. Selain Napoli dan Juventus yang masih memperebutkan titel Serie A, lima liga teratas Benua Biru hampir pasti memiliki juara masing-masing.

Terbaru, Manchester City dinobatkan sebagai juara ketika Manchester United terpeleset dan takluk 0-1 dari West Bromwich Albion, akhir pekan lalu. Perolehan 87 poin The Citizens tidak mungkin lagi dikejar rivalnya.

Sementara itu, dua pekan sebelumnya Bayern Munchen keluar sebagai pemenang Bundesliga. Sempat terseok-seok pada awal musim, Thomas Muller dan kawan-kawan memastikan perolehan poin mereka tidak dapat dikejar Schalke 04 di peringkat kedua.

Paris Saint-Germain (PSG) merengkuh trofi Ligue 1 pada 15 April 2018. Skuat asuhan Unai Emery menjadi juara setelah menang 7-1 atas urutan kedua, AS Monaco.

Sedangkan Barcelona tinggal membutuhkan dua kemenangan untuk meraih gelar La Liga 2017-2018. Bahkan, Blaugrana hanya butuh satu kemenangan andai Atletico Madrid takluk dari Real Sociedad.

Catatan tersebut membuat Serie A menjadi satu-satunya kompetisi yang memungkinkan perebutan juara hingga pekan terakhir. Saat ini, Juventus dan Napoli yang menempati dua peringkat teratas hanya berjarak empat poin.

Juventus dan Napoli akan saling berhadapan pada laga pekan ke-34 Serie A 2017-2018 di Allianz Stadium, Minggu (22/4/2018). Menjelang pertemuan kedua kesebelasan, Bola.com merangkum perebutan Scudetto paling dramatis sepanjang sejarah Serie A.

Berikut ini adalah lima di antaranya:

 


AC Milan (1998-1999)

Oliver Bierhoff jadi pencetak gol terbanyak AC Milan ketika menjuarai Serie A pada musim 1998-1999. (AFP/Patrick Hertzog)

Juara bertahan Juventus tampil impresif pada awal musim 1998-1999. Namun, cedera parah Alessandro Del Piero membuat langkah tersendat dan akhirnya terlempar dari pacuan gelar.

Perebutan Scudetto menjadi milik dua kesebelasan pada musim tersebut, AC Milan dan Lazio. Memiliki skuat mumpuni, keduanya bergantian memuncaki klasemen sementara Serie A.

Pada pekan terakhir Serie A, AC Milan menghadapi klub papan bawah, Perugia, sementara Lazio ditantang Parma. Kemenangan 2-1 Lazio tidak berarti karena AC Milan menang dengan skor yang sama. I Rossoneri meraih Scudetto dengan keunggulan satu poin.

 


Lazio (1999-2000)

Sukses sebagai pelatih, Simone Inzaghi raih Scudetto di Lazio pada 1999-2000. (EPA/Alessandro Bianchi)

Kehilangan gelar pada pekan terakhir membuat Lazio berbenah pada musim selanjutnya. Mereka menjadi penantang Juventus dalam meraih Scudetto.

Namun, Il Biancocelesti tertinggal sembilan poin dari Juventus ketika Serie A hanya menyisakan delapan pekan. Beruntung, La Vecchia Signora menelan tiga kekalahan hingga selisih poin terpangkas menjadi dua.

Tidak seperti musim sebelumnya, kini Dewi Fortuna berpihak kepada Lazio. Pada pekan terakhir Lazio menang 3-0 atas Reggina, sementara Juventus takluk 0-1 dari Perugia. Le Aquile menjadi juara dengan selisih satu poin.

 


AS Roma (2000-2001)

Antonio Cassano menjadi pilar AS Roma saat memenangi Scudetto 2000-2001.

AS Roma memimpin perebutan Scudetto sejak awal musim. Namun, mereka tidak dapat mengatasi perlawanan Juventus hingga pekan terakhir Serie A 2000-2001.

Sejatinya, I Lupi unggul sembilan poin menjelang akhir musim. Namun, AS Roma tampil inkonsisten sehingga jarak terpangkas menjadi dua poin pada pekan terakhir.

Banyak pihak menganggap Juventus mampu menjadi juara setelah menang 2-1 kontra Atalanta pada pekan terakhir. Namun, kemenangan 2-1 atas Parma membuat AS Roma memastikan gelar Scudetto dengan selisih dua poin.

 


Juventus (2001-2002)

Alessandro Del Piero menjadi kapten Juventus saat memenangi Scudetto 2001-2002.

Hingga pekan terakhir Serie A 2001-2002, masih ada tiga kesebelasan yang masih berpeluang menjadi Scudetto, Inter Milan, Juventus, dan AS Roma. I Nerazzurri yang memimpin klasemen diprediksi menjadi juara.

Akan tetapi, di luar dugaan Inter Milan justru takluk 2-4 dar Lazio pada pekan terakhir. Sementara itu, Juventus menang 2-0 atas Udinese dan AS Roma unggul 1-0 melawan Torino.

Hasilnya, Inter Milan yang memuncaki klasemen justru mengakhiri musim di peringkat ketiga dengan nilai 69. Mereka tergeser oleh Juventus yang menjadi Scudetto (71 poin) dan AS Roma di posisi kedua (70 poin).

 


Inter Milan (2007-2008)

Zlatan Ibrahimovic, penentu Scudetto 2007-2008. AFP PHOTO/DAMIEN MEYER

Inter Milan unggul 11 poin dari AS Roma yang berada di posisi kedua pada pertengahan musim. Namun, inkonsistensi membuat jarak dengan I Lupi terpangkas hingga satu poin menjelang pekan terakhir Serie A 2007-2008.

La Beneamata bakal menghadapi Parma, sementara AS Roma bertandang ke markas Catania pada laga terakhir. Pendukung AS Roma bersorak ketika babak pertama usai karena unggul 1-0 atas Catania, sedangkan Inter Milan bermain 0-0 di kandang Parma.

Meski begitu, Inter Milan menjadi kubu yang bersorak di akhir karena menang 2-0, sedangkan rivalnya bermain 1-1. Il Biscione menjadi juara dengan keunggulan tiga poin.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya