Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan partainya mempertimbangkan berpisah dengan Partai Gerindra. Langkah itu akan diambil bila 9 nama yang ditawarkan PKS tidak dipilih menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Mardani mengakui peluang kadernya dipilih menjadi cawapres atau tidak oleh Prabowo cukup berimbang.
Advertisement
"Ya semua kondisi akan dihitung dikaji kalau ternyata kajiannya positif lanjut, kalau ternyata negatif belum tentu lanjut," kata Mardani di Resto D’Consulate Lounge, Menteng, Jakarta, Kamis (19 April 2018).
Sementara itu, beredar rumor PKS dan Gerindra telah membuat surat perjanjian soal komposisi capres-cawapres di Pemilu Serentak 2019. Kabarnya, salah satu isi perjanjian itu adalah PKS meminta posisi cawapres kepada Gerindra.
Mardani mengklaim tidak mengetahui adanya surat tersebut. Sebab, PKS tidak memaksa Prabowo harus memilih satu dari sembilan nama kader menjadi cawapresnya.
Yang jelas, dia menegaskan PKS menginginkan kadernya maju sebagai cawapres.
"Tentu tidak ada paksa memaksa, saling harmonis saling membutuhkan. Hubungan komunikasi pak Prabowo dengan Pak Sohibul (Presiden PKS) hampir tiap hari," tegasnya.
Terbuka Mitra Koalisi Baru
Selain itu, kata Mardani, PKS juga tak mempersoalkan jika nantinya ada partai mitra koalisi baru yang ikut-ikutan menawarkan cawapres kepada Prabowo. PKS berharap bisa berembuk soal nama cawapres yang akan diusung bersama.
"Mungkin PAN akan mengajukan nama juga dan itu boleh saja semuanya nanti ditaruh di atas meja kita bincang sama sama. PKS pengen cawapres," tandas Mardani.
PKS telah mengantongi 9 kandidat presiden dan wakil presiden yang berasal kadernya sendiri. Kesembilan nama tokoh merupakan hasil kajian dari Majelis Syuro PKS.
Kesembilan nama kader PKS yang masuk bursa kandidat itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera.
Advertisement