Liputan6.com, Banjarnegara - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan gempa Banjarnegara sangat unik karena magnitudonya kurang dari lima, tapi skala MMI bisa mencapai IV dan V.
"Hal itu terjadi akibat aktivitas sesar atau patahan aktif yang sifatnya lokal. Terutama di daerah yang terguncang, tersusun atas elemen sedimen yang lunak dan lepas, sehingga guncangannya terasa sangat kuat," ungkap Dwikorita, seperti dikutip Antara, Kamis (20/4/2018).
Advertisement
Selain itu, sesar lokal tersebut merupakan patahan baru yang belum teridentifikasi dalam peta sumber dan bahaya gempa bumi yang dikeluarkan pada 2012.
Gempa yang mengguncang Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu, 19 April 2018, pukul 13.28 WIB, memiliki kekuatan 4,4 Skala Richter (SR). Pusat gempa berada di 52 kilometer utara Kebumen dengan kedalaman empat kilometer.
Meski kecil, dampak gempa yang ditimbulkan sangat sangat besar. Tercatat sebanyak 316 rumah di Kecamatan Kalibening mengalami kerusakan, 62 unit di antaranya berlokasi di Desa Kertosari, 217 rumah di Desa Kasinoman, dan 37 unit di Desa Plorengan.
Hingga Kamis, 19 April 2018, BPBD Kabupaten Banjarnegara mencatat, ada sekitar 455 keluarga yang terdiri atas 1.939 jiwa pergi mengungsi.
Saksikan pilihan video unik lainnya di bawah ini: