Sektor Saham Teknologi Tekan Bursa Asia

Wall street dan sektor saham teknologi tertekan menjadi sentimen negatif untuk bursa saham Asia menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Apr 2018, 08:45 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. Bursa saham Amerika Serikat atau wall street tertekan berimbas ke bursa saham Asia.

Pada Jumat pekan ini, sektor saham teknologi tertekan di awal perdagangan. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen. Hal itu didorong sektor saham teknologi melemah 0,7 persen.

Mengutip laman Reuters, Jumat (20/4/2018), bursa saham Asia tertekan seiring peringatan dari produsen chip mengenai permintaan ponsel pintar atau smartphone yang menekan sektor saham teknologi.Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) memangkas target pendapatannya. Hal ini seiring melemahnya permintaan untuk smartphome.

"Kabar besarnya dari TSMC yang kalah akan bebani sektor teknologi. Ini dapat berdampak ke semi conductor dan rantai pasokan Samsung Electronics," tulis Analis JP Morgan.

Indeks saham Jepang Nikkei pun tergelincir 0,34 persen di awal perdagangan didorong perusahaan semikonduktor. Saham Tokyo Electron dan Advantest masing-masing turun 3,85 persen dan 3,91 persen.

Sedangkan sektor saham keuangan dan utilitas menguat di bursa saham Jepang.Indeks saham Korea Selatan Kospi dan Australia/ASX 200 juga berada di zona merah. Indeks saham Kospi susut 0,44 persen. Di bursa saham Korea Selatan, saham Samsung Electronic melemah 1,93 persen dan saham SK Hynix melemah 3,19 persen. Indeks saham Australia melemah 0,26 persen. Demikian mengutip laman CNBC.

Pelemahan bursa saham Asia juga didorong wall street tertekan. Hal ini seiring kinerja keuangan perusahaan tembakau Philip Morris yang turun. Saham Philip Morris turun 17,7 persen, dan menekan indeks saham S&P 500.

Indeks saham Dow Jones turun 0,34 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 tergelincir 0,57 persen dan indeks saham Nasdaq merosot 0,78 persen.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Harga minyak pun menguat ke level tertinggi sejak 2014. Ini seiring pasokan global dan Arab Saudi mendorong harga minyak lebih tinggi.Pada awal perdagangan di Asia, harga minyak berjangka Brent di posisi USD 73,78 per barel.

Harga minyak Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD 68,24.Imbal hasil surat berharga Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun naik menjadi 2,93 persen. Imbal hasil surat berharga itu naik 10 basis poin.

Sementara itu, di pasar uang, indeks dolar AS stabil terhadap sejumlah mata uang lainnya. Indeks dolar AS berada di posisi 89,94. Euro berada di posisi USD 1.2346. Sedangkan dolar AS berada di posisi 107,41 terhadap yen.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya