Barang Impor dalam Peti Kemas Sering Berkurang di Tanjung Perak, Ternyata...

Salah satu contoh barang impor yang berkurang adalah lembaran pelat baja yang harganya bisa ratusan juta rupiah.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2018, 12:30 WIB
Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara I bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/12). Kapal ini dapat membawa 500 sapi dengan melayani trayek Kupang-Bima-Tanjung Perak-Tanjung Emas-Bima-Kupang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya meringkus komplotan pencuri yang kerap membajak truk trailer atau pengangkut barang-barang yang dikemas dalam peti kemas di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.

"Kami melakukan penyelidikan keberadaan komplotan ini setelah menerima laporan dari sejumlah pengusaha yang merasa barang-barang bawaannya yang dikirim melalui kapal tujuan Pelabuhan tanjung Perak Surabaya selalu berkurang," ujar Kasat Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Tinton Yudha Riambodo di Surabaya, Kamis, 19 April 2018, dilansir Antara.

Komplotan itu telah beraksi di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama 6 bulan terakhir. Komplotan itu beranggotakan enam orang yang masing-masing berinisial Is (43), Kh (32), Pra (38), AR (30), Ma (34), dan AP (29), semuanya warga Kota Surabaya.

"Keenam pelaku ini kami ringkus saat membajak sebuah truk trailer di jalan raya tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kami telah menyelidiki gerak-gerik keenam pelaku selama dua minggu," katanya.

Saat ditangkap, keenam penjarah sedang memindahkan 17 lembar pelat baja "stainless steel coil" dari dalam kontainer truk trailer ke atas mobil pikap atau bak terbuka yang telah mereka siapkan. Belasan lembar pelat baja tersebut ditaksir nilainya mencapai Rp 100 juta.

"Ini barang impor. Komplotan ini terkenal selalu menyasar truk trailer yang mengangkut barang-barang impor," ujarnya.

Dari mana komplotan ini mengetahui truk trailer sasarannya mengangkut barang-barang impor, Tinton mengungkapkan, ternyata ada kerja sama antara komplotan dengan sopir truk trailer.

"Saat ini, kami masih menyelidiki berapa banyak korban yang telah mereka bajak. Selain itu, kami juga memburu penadah barang-barang impor hasil curian dari komplotan ini," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya