Liputan6.com, Jakarta Zaman sekarang semakin banyak orang yang menjalani pola hidup sedentary, yaitu menghabiskan waktu dalam posisi duduk terlalu lama.
Tidak cuma di kantor, saat akhir pekan pun banyak orang yang lebih memilih untuk bersantai di sofa sambil maraton nonton serial kesayangan.
Advertisement
Padahal, selama bertahun-tahun para dokter dan ilmuwan telah memperingatkan, duduk terlalu lama punya banyak efek buruk bagi kesehatan. Namun, studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One mengungkap, duduk terlalu lama bisa mengubah area otak yang vital bagi ingatan.
Dalam studi terbaru soal efek duduk ini, para peneliti mempelajari kesehatan otak dari 35 orang yang berusia antara 45 - 75. Orang-orang ini diminta menjawab pertanyaan seputar tingkat keaktifan mereka. Termasuk, seberapa banyak mereka duduk, berjalan, atau berolahraga setiap hari.
Lalu, partisipan menjalani pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) agar para peneliti bisa melihat area temporal lobe di otak masing-masing orang tadi. Area ini membantu membentuk memori baru.
Tim peneliti menemukan pola antara duduk, tingkat keaktifan, dan ketebalan otak. Mereka menyimpulkan, orang-orang yang duduk lebih lama, lebih mungkin memiliki temporal lobe yang tipis.
Saksikan juga video menarik berikut:
Banyak efek buruk lain
Sebelumnya, studi dari Australia menemukan, pria yang duduk setidaknya enam jam sehari, lebih mungkin merasa lelah, tegang, gelisah dan putus asa dibandingkan dengan mereka yang banyak bergerak.
Meta-analisis dari Jerman menemukan, orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktu setiap hari dengan duduk, lebih berisiko tinggi didiagnosis kanker kolon, dibandingkan mereka yang aktif.
Belum lagi, duduk terlalu lama diasosiasikan juga dengan meningkatnya risiko terkena diabetes, obesitas, dan sakit punggung.
Advertisement
Jadi, seberapa sering harus bergerak?
Menurut para pakar kesehatan, para pekerja kantoran yang berkutat di depan meja, perlu bergerak aktif selama dua jam sehari.
Diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, sebuah studi yang dilakukan gabungan dokter dan ilmuwan internasional menyimpulkan hal di atas.
"Untuk bisa mendapatkan hal ini, pekerjaan yang dilakukan sambil duduk harus selalu diselingi dengan berdiri, atau mengambil jeda untuk bergerak aktif di sela-sela pekerjaan," saran mereka.