Liputan6.com, Teheran - Gempa yang melanda provinsi di bagian barat Iran pada hari Kamis 19 April 2018 waktu setempat, telah memicu kekhawatiran di kawasan Teluk, yang secara geografis memiliki kedekatan dengan reaktor nuklir Bushehr dibanding kota-kota lain di Iran.
Penduduk di kawasan Teluk, termasuk di antaranya yang berada di Kuwait, provinsi Syarqiyah di timur Arab Saudi, serta Bahrain turut merasakan goyangan gempa berkekuatan 5,9 SR yang melanda wilayah Bushehr, Iran.
Lindu dikabarkan terjadi pada pukul 11.04, di kedalaman 18 kilometer dan berjarak tiga kilometer dari Kaki. Sejumlah media lokal mempublikasikan foto-foto yang menunjukkan terjadinya tanah longsor di lereng gunung dan ombak debu pasca-gempa.
Baca Juga
Advertisement
"Gempa tidak berdampak terhadap aktivitas reaktor," ujar Mahmoud Jafari, proyek manajer di reaktor nuklir Bushehr seperti dikutip dari Aawsat.com pada Jumat, (20/4/2018).
Episentrum gempa berjarak sekitar 95 kilometer dari Bushehr, yang berkapasitas 1.000 megawatt. Bushehr yang dibangun oleh Rusia mulai beroperasi pada 2011 dan mencapai kapasitas penuh pada tahun berikutnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Iran Harus Bertindak
Mantan Kepala Survei Geologi Arab Saudi, Zohair Nawab mengatakan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat, Iran harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah bahaya bagi rakyatnya dan warga negara tetangga.
Berada di garis patahan, menjadikan Negeri Para Mullah, julukan bagi Iran, kerap dilanda gempa. Pada November 2017, gempa berkekuatan 7,3 SR, menewaskan 620 jiwa di provinsi Kermanshah dan delapan orang di Irak.
Namun, pakar geologi di King Saud University, Abdullah Al-Omari, menepis kekhawatiran tersebut. Menurutnya hanya gempa berskala besar yang dapat memicu kerusakan dan radiasi.
Advertisement