Bantul - Seorang pria bernama Joko Taruno, warga Kampung Prancak di Kecamatan Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memang terlihat tak istimewa. Penampakannya sekilas jauh dari kesan mapan dengan penghasilan melimpah. Dia justru terlihat cenderung sederhana.
Namun jangan salah, pria yang kesehariannya memproduksi makanan Songgobuwono ini kini mampu menyampaikan sedekah di 33 masjid wilayah DIY setiap hari Jumat, bahkan membuka warung gratis di rumahnya setiap Jumat.
Setelah ditelusuri KRJogja.com, kisah inspiratif pemuda Bantul ini ternyata bermula tiga tahun lalu saat ia merasa cemburu dengan orang-orang yang bisa bersedekah banyak.
Baca Juga
Advertisement
"Saat itu tiga tahun silam saya merasa cemburu, saat orang lain bisa berbuat baik kok rasanya saya tidak bisa. Terus saya berpikir ‘sangu’ saya ke akhirat nanti apa," ungkapnya, Jumat, 20 april 2018.
Dari kegelisahan hati itulah, Joko bersama beberapa rekan lantas berusaha mencari cara untuk bersedekah.
Masjid Abdul Kadir Nur Wahdaniyah dan Masjid Kampus ISI Bantul yang lokasinya dekat kediaman Joko menjadi dua lokasi awal berbagi sedekah setiap Jumat ini. Kegiatan tersebut ternyata terus berkembang hingga melahirkan slogan Kroyokan Sedekah.
"Saya membuat sedikit makanan dan minuman dibagikan pada jemaah salat Jumat di dua masjid tersebut, saya posting di sosial media dan ternyata banyak teman-teman merespons. Ada yang menyumbang teh dan akhirnya terus berjalan tidak pernah absen hingga tahun ke-3, sekarang tiap satu masjid 100 porsi nasi dan roti," sambungnya.
Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.
Simak video pilihan berikut ini:
Pegiat Kroyokan Sedekah Terus Meningkat
Setiap Jumat, mulai pukul 10.00 WIB, satu per satu warga dari berbagai lapisan mulai tukang becak, sopir, maupun musafir mulai mengambil makanan ringan dan minuman untuk dibawa. Ada yang mengambilnya untuk dikonsumsi pribadi maupun diantar ke masjid-masjid yang ada di berbagai wilayah hingga Gunungkidul, Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta.
Saat ini, tak hanya bersedekah, Kroyokan Sedekah yang digagas Joko berkembang dengan memberikan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana alam seperti pada peristiwa banjir bandang Ponorogo dan Cilacap, beberapa waktu lalu.
Pegiat Kroyokan Sedekah pun semakin bertambah dari hari ke hari hingga berjumlah lebih dari 500 orang.
"Kami di sini tidak mencari apa-apa selain sangu akhirat. Harapan kami gerakan spontan tanpa tendensi ini bisa menginspirasi kita semua untuk berbuat baik pada sesama," ujarnya.
Advertisement