Liputan6.com, Jakarta - Hampir semua merek otomotif asal Jepang yang dipasarkan di Indonesia memiliki basis produksi di Tanah Air. Hal ini rupanya juga diinginkan produsen mobil asal negeri Sakura, Mazda.
Setidaknya hal tersebut diungkapkan Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) saat ditemui di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/4/2018).
Baca Juga
Advertisement
“Kami ingin ke sana (bangun pabrik), masih sangat memungkinkan,” ungkap Roy.
Lebih lanjut Roy mengakui, belum terealisasi pembangunan pabrik, tak lain karena sejak Mazda beralih pada akhir 2016 dari Mazda Motor Indonesia (MMI) menjadi PT EMI, maka fokus utama Mazda saat ini adalah menambah model mobil sebanyak-banyaknya untuk dipasarkan.
Untuk membangun pabrik tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi ada juga yang harus dicapai oleh sebuah brand. Salah satunya adalah volume yang dicapai tiap tahun.
“Kalau volumenya dirasa sudah cukup, kami pasti akan melakukannya, karena ini sangat memungkinkan. Kami belum ada pembicaraan untuk harus jual berapa banyak. Tidak bisa mencontoh produsen lain karena memang beda,” ungkapnya.
Ingin CKD
Roy menegaskan, saat ini EMI juga ingin melakukan tahapan untuk mendatangkan mobil Mazda ke Indonesia, mulai dari SKD terlebih dulu, atau mungkin langsung CKD.
“Kami selalu update regulasi dari pemerintah ke mereka (principal Mazda di Jepang). Jika pemerintah punya inisiatif mengenai Euro 4, atau jika volume mereka tercapai, kami akan mencapai CKD. Berapa unitnya, tidak bisa dipatok,” tuturnya.
Kendati demikian, Roy percaya, jika mendirikan pabrik di Indonesia, maka harganya akan lebih baik, dan pajak yang dikenakan pada Mazda pasti turun.
Advertisement