Liputan6.com, New York - Harga emas kembali melemah seiring dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan imbal hasil surat utang AS atau obligasi menguat.
Harga emas untuk pengiriman Juni turun 0,8 persen ke posisi USD 1.338,30 per ounce. Harga emas diperdagangkan di kisaran sempit, harga emas turun 1,6 persen sejak capai level tertinggi dalam 2,5 bulan pada 11 April 2018 di kisaran USD 1.360.
Selama sepekan, harga emas berjangka turun 0,7 persen. Ini penurunan pertama dalam tiga minggu terakhir.Selain emas, harga perak juga tertekan. Harga perak turun 7,6 sen atau 0,4 persen menjadi USD 17.163 per ounce. Harga perak tergelincir dari level tertinggi dalam 2,5 bulan.
Baca Juga
Advertisement
Analis FXTM, Lukman Otunuga menuturkan, harga emas tergelincir karena meredanya ketegangan geopolitik dan harapan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve juga membuat kilau emas memudar.
"Kenaikan didukung geopolitik, ketakutan perang dagang yang berkepanjangan dan risiko politik AS. Namun sentimen dari harapkan kenaikan suku bunga AS menekan harga emas," kata Otunuga.
Lukman mengharapkan ada katalis baru untuk mendukung harga emas. Selain itu, indeks dolar AS juga menguat terhadap sejumlah mata uang. Ini membantu mengurangi permintaan emas. Indeks dolar AS naik 0,4 persen menjadi 90,26.
Harga emas berbalik arah dengan imbal hasil surat utang AS atau obligasi bertenor 10 tahun juga turut pengaruhi. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 3,5 basis poin menjadi 2,948 persen.
Adapun hal perlu diperhatikan yaitu inflasi yang dapat kembali memikat investor untuk beralih ke emas. Sementara itu, bursa saham AS atau wall street tertekan menjelang akhir pekan. Investor terus waspada seiring meningkatnya imbal hasil obligasi dan fokus pada kinerja keuangan.
Selanjutnya
Kekhawatiran hubungan AS-Rusia, diskusi mengenai semenanjung Korea, tindakan terhadap Suriah atas dugaan serangan senjata kimi dan kegelisahan konfik perdagangan telah membentuk kekhawatiran geopolitik yang mendasari pembelian emas. Namun, kekhawatiran itu sebagian mereda.
"Kami revisi sedikit perkiraan harga emas pada akhir 2018 dengan harga emas menjadi USD 1.300 dari sebelumnya USD 1.270. Ini mencerminkan risiko geopolitik semakin meningkat signifikan sejak awal dan kemungkinan akan jadi lebih tinggi," tulis analis Capital Economics.
Lebih lanjut dalam laporannya, kenaikan suku bunga AS akan menyebabkan harga emas lebih rendah pada akhir 2018.
"Harga minyak dapat kembali bangkit pada 2019 usai siklus pengetatan kebijakan bank sentral AS berakhir dan ekonomi AS sedang hadapi siklus perlambatan," tulis laporan itu.
Di pasar logam, harga tembaga naik 0,1 persen menjadi USD 3.135 per pound, harga platinum turun 0,9 persen menjadi USD 931,80 per ounce. Sedangkan Palladium naik 0,4 persen menjadi USD 1.030 per ounce.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement