3 Hal yang Mengantarkan MU ke Final Piala FA

Berikut ini adalah tiga hal yang membuat Manchester United sukses merebut tiket ke final Piala FA.

oleh Ary Wibowo diperbarui 22 Apr 2018, 07:50 WIB
Para pemain Manchester United merayakan gol ke gawang Tottenham Hotspur pada semifinal Piala FA di Stadion Wembley, Minggu (22/4/2018) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

London - Manchester United melangkah ke babak final Piala FA setelah mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1 pada babak empat besar, di Stadion Wembley, Sabtu (21/4/2018). Ada tiga hal yang diyakini membuat The Reds Devils bisa ke partai puncak.

Tottenham Hotspur lebih dulu unggul setelah Dele Alli mencetak gol pada menit ke-11. Namun, Manchester United mampu berbalik menang lewat kreasi Alexis Sanchez (24') dan Ander Herrera (62').

Bagi skuat asuhan Jose Mourinho pencapaian ini amatlah manis. Mereka tercatat mampu 20 kali lolos ke final turnamen sepak bola tertua di Inggris tersebut.

Pada pertandingan final, Manchester United akan menghadapi pemenang laga Chelsea melawan Southampton yang baru akan bertanding pada Minggu (22/4/2018).

Berikut ini adalah tiga hal yang membuat Manchester United mampu melakukan comback untuk mengunci kemenangan atas Tottenham Hotspur di Wembley. 


Taktik pressing

Manajer Manchester United, Jose Mourinho, memberikan arahan kepada timnya saat bersua Tottenham Hotspur pada semifinal Piala FA 2017-2018 di Stadion Wembley, Minggu (22/4/2018) dini hari WIB. (AP Photo/Frank Augstein)

Pada pertandingan, Jose Mourinho memainkan taktik berbeda seperti sebelum-sebelumnya. Apabila dulu Mourinho dikenal kerap memainkan taktik "parkir bus", kini Mourinho menggunakan taktik pressing.

Sejak awal pertandingan, Mourinho menggunakan taktik 4-3-3. Strategi ini membuat Paul Pogba mendapatkan posisi favoritnya, sehingga ia pun tampil bagus sepanjang pertandingan.

Selain itu, sepanjang 90 menit, para pemain Manchester United terus menekan Tottenham Hotspur dengan taktik pressing. Tim lawan pun pada akhirnya kesulitan mengembangkan permainan.


Kane mati kutu

Striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, memegang kepala usai dikalahkan Juventus pada laga Liga Champions di Stadion Wembley, London, Rabu (7/3/2018). Tottenham Hotspur takluk 1-2 dari Juventus. (AFP/Glyn Kirk)

Tak perlu diragukan lagi, tanpa Harry Kane, Tottenham Hotspur akan mudah dikalahkan. Hal ini terbukti saat menghadapi Manchester United di Wembley. 

Barisan pertahanan Manchester United sangat disiplin mengawal ketat Harry Kane. Satu pemain yang perlu diberi pujian melakukan hal itu adalah Chris Smalling.

Sepanjang pertandingan, Chris Smalling terus mengawal Harry Kane. Demikian pula dengan Phil Jones yang beberapa kali mampu membuat striker Inggris itu mati kutu di lapangan.


Sanchez dan Pogba

Paul Pogba (kanan) dan Alexis Sanchez dinilai gagal memenuhi harapan pemain MU (Paul ELLIS / AFP)

Satu-satunya perhatian besar dari suporter Manchester United adalah pemilihan pemain yang dilakukan Jose Mourinho. Untungnya, saat melawan Tottenham Hotspur, Mourinho dianggap melakukan keputusan tepat.

Mourinho mempercayakan Alexis Sanchez dan Paul Pogba bermain bersama-sama. Bahkan, Pogba diberi kesempatan bermain dengan formasi favoritnya, yakni 4-3-3.

Sementara itu, Alexis Sanchez diberikan keleluasaan di lapangan tengah. Hal ini terbukti dengan permainan eks bintang Arsenal itu sangat baik sepanjang pertandingan.

Sumber: Sportskeeda

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya