Liputan6.com, Jakarta Pegiat Industri Kreatif Ni Luh Djelantik ikut serta dalam tes wawancara bakal calon legislatif Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Desainer sepatu yang mengenakan kebaya putih itu mendapatkan kesempatan tes dan diuji oleh Sekjen DPP PDI Raja Juli Antoni, Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti.
Wanita asal Bali tersebut mengaku mengenal partai pimpinan Grace Natalie saat adanya pengumpulan KTP untuk Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Advertisement
"Aku kenal waktu PSI Lady, kita jadi posko KTP Ahok, waktu itu partai belum dukung Pak Ahok. Wah lucu nih partainya," kata Ni Luh di Kantor DPP PSI di Jakarta Pusat, Minggu (22/4/2018).
Akhirnya, dia mencari informasi seluas-luasnya mengenai PSI. Hasil informasi tersebut menjadikan Ni Luh tertarik dan mendaftar diri.
"Full motivasi dan dream. Semua hal besar mulai dari hal kecil, transparan. Aku yakin kiya bisa jadi satu tim yang kuat, politic is beautiful thing," jelas Ni Luh.
Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau yang lebih dikenal dengan nama Niluh Djelantik adalah perancang berkebangsaan Indonesia. Dia kenal melalui karya-karyanya berupa desain sepatu yang sudah dipatenkan pada tahun 2008 dan banyak digunakan oleh pesohor dunia antara lain Uma Thurman, Gisele Bundchen, Tara Reid, Julia Roberts, Robyn Gibson, dan Paris Hilton. Sebelum serius menekuni di bidang rancang sepatu, Niluh Djelantik meraih penghargaan Best Fashion Brand & Designer The Yak Awards 2010.
Seleksi 300 Bakal Caleg
Di lokasi yang sama, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar tes wawancara bakal calon legislatif untuk DPR gelombang dua di kantor DPP PSI. Penyelenggaraan tersebut sudah dimulai sejak Sabtu, 21 April dan Minggu, 22 April 2018.
Ketua Tim Kampanye DPP PSI Andy Budiman menyebut proses penerimaan bakal calon legislatif merupakan bentuk perekrutan yang layak dan benar. Sebab dilakukan secara terbuka dan transparan.
"Karena kita tahu orang mau jadi caleg DPR biasanya harus bayar agak mahal, dengan cara dibuka seperti yang dilakukan PSI kita harap prosesnya transparan sehingga hasilnya juga bisa dilihat publik. Bahwa orang ini memang layak," kata Andy.
Advertisement