Liputan6.com, Jakarta - Kapal Angkatan Laut Inggris, HMS Albion, singgah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 22 hingga 25 April 2018 -- di tengah operasi pelayarannya sebagai perpanjangan tangan kepentingan militer dan geo-politik Britania Raya di kawasan Asia Pasifik.
Merapatnya HMS Albion di Jakarta terjadi beberapa hari usai Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson menitahkan armada militer Britania untuk 'meningkatkan tekanan dan memonitor sanksi yang diterapkan komunitas internasional terhadap Korea Utara' di kawasan Asia Pasifik.
Selain itu, kapal tersebut juga membawa misi diplomatik untuk mempererat kemitraan inter-operabilitas dengan rekan sejawat TNI-AL.
Baca Juga
Advertisement
"Pengerahan HMS Albion dalam operasi maritim ini, serta kolaborasi kami dengan sekutu kunci di kawasan, termasuk Indonesia, menunjukkan komitmen kami untuk meneggakkan sanksi-sanksi Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut (terhadap Korea Utara)," kata Kapten HMS Albion (Kol. AL) Tim Neild di Tanjung Priok, Minggu (22/4/2018).
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik turut mengutarakan hal senada.
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, pengerahan tiga kapal Royal Navy, salah satunya HMS Albion, ke kawasan Asia Pasifik merupakan upaya kami untuk menindaklanjuti peran dan tannggungjawab Inggris di kawasan," kata Moazzam dalam kesempatan yang sama.
Beberapa hari sebelumnya, Menhan Inggris Gavin Williamson mengatakan, pengiriman tiga kapal Royal Navy -- HMS Albion, Sutherland, dan Argyll -- ke Asia Pasifik merupakan bentuk komitmen Britania Raya untuk menjaga 'keamanan dan stabilitas' kawasan tersebut. Termasuk, upaya Inggris untuk memaksa Korea Utara mematuhi sanksi internasional.
"Sampai Korea Utara memenuhi janji-janji mereka untuk mematuhi sanksi internasional dengan melakukan aksi nyata (menghentikan serta melucuti program rudal dan nuklir), Inggris akan terus bekerja erat dengan mitra di kawasan untuk menekan dan memaksa pematuhan sanksi, demi menjamin keamanan di kawasan dan Inggris sendiri," kata Menhan Inggris Gavin Williamson seperti dilansir The Independent, 11 April 2018 lalu.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Memantau Potensi Pelanggaran Sanksi Korea Utara di Asia-Pasifik
HMS Albion, bersama HMS Sutherland (yang telah lebih dulu tiba di Asia Pasifik beberapa pekan sebelumnya), dilaporkan akan memantau aktivitas perdagangan laut yang berpotensi melanggar sanksi Resolusi DK PBB terhadap Korea Utara. Demikian seperti dilansir dari The Strait Times, 12 April 2018.
Beberapa waktu terakhir, sejumlah negara kerap menangkap basah sejumlah kapal yang melakukan ship-to-ship cargo transfer dengan kapal terafiliasi Korea Utara di kawasan Asia Pasifik.
Aktivitas itu dituding berkontribusi sebagai suplai ekonomi dan komoditas alternatif bagi domestik Korea Utara -- yang mengalami keterbatasan transaksi ekonomi dengan komunitas internasional akibat sanksi yang diterapkan oleh DK PBB.
Transaksi ilegal itu juga disebut-sebut mendanai proyek rudal dan nuklir Korea Utara.
Pengerahan kapal-kapal itu juga menunjukkan bahwa AL Inggris akan memiliki kapal di wilayah Asia Pasifik untuk pertama kalinya sejak 2013 -- mempertahankan kehadiran yang hampir konstan di sana sepanjang tahun 2018.
"Ke manapun kami pergi dan berlayar, kami punya tanggung jawab untuk menegakkan hukum dan resolusi internasional," jelas Kapten HMS Albion, Tim Neild.
Advertisement