Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyambut Hari Buruh Internasional (May Day) dengan tema "May Day is a Fun Day", Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar kegiatan 'Nusantara Buruh Mengaji' bersama para pekerja/buruh di Masjid Raya Puri Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Sabtu (21/4/2018).
Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Hubungan Industrial (KKHI), Aswansyah, mengatakan pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memperkuat aspek spiritual pekerja. Kegiatan Nusantara Buruh Mengaji menjadi momen tepat untuk berdoa agar perayaan May Day berlangsung damai dan aman.
Advertisement
"Kegiatan buruh mengaji ini bertujuan untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan kesejahteraan bagi para pekerja Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia. Selain itu juga jadi momen yang sangat tepat untuk kita berdoa agar perayaan May Day Tahun 2018 berlangsung aman, damai, dan berkah," kata Menaker Hanif.
Pekerja Indonesia, lanjut Menaker Hanif, hendaknya agar selalu berbuat untuk perubahan yang lebih baik dengan landasan akhlak yg luhur. Semua pekerja mempunyai tanggung jawab yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya dalam membangun bangsa dan negara.
"Mari bersama membangun bangsa melalui produktivitas, kreativitas, efektivitas, dan moralitas. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu memberdayakan seluruh potensi yang ada demi kesejahteraan rakyatnya," ujar Menaker Hanif.
Sementara itu, Ketua Federasi Serikat Pekerja Kerakyatan Serikat Pekerja Anggota PT Kohwa (FSPK SPA), Erik Jonatan, menyambut positif pelaksanaan kegiatan Nusantara Buruh Mengaji ini.
"Kegiatan Nusantara Buruh Mengaji ini sangat baik sekali. Ini sangat berpengaruh dalam menjaga harmonisasi antara pekerja/buruh dan pemerintah," kata Erik.
Erik berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut setiap tahun. Pasalnya dengan kegiatan semacam ini buruh merasa diperhatikan dan didukung.
"Harapan kami pemerintah terus peduli dan memperhatikan buruh. Agenda seperti ini semoga bisa berlanjut setiap tahun sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pemerintah," ujar Erik.
(*)