PM India Akan Bertemu Presiden China Pekan Ini, Apa Agendanya?

PM Modi dan Presiden Xi Jinping dilaporkan akan bertemu tatap muka tanpa didamping oleh menteri ataupun penasihat dari kedua negara..

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Apr 2018, 11:30 WIB
Perdana Menteri Narendra Modi (AP)

Liputan6.com, New Delhi - Perdana Menteri India Narendra Modi dikabarkan akan melakukan kunjungan diplomatik ke China pada pekan ini.

Menurut beberapa analis politik, pertemuan formal dengan Presiden Xi Jinping itu bertujuan untuk mengatur ulang hubungan kedua negara di berbagai sektor.

Dikutip dari South China Morning Post pada Kamis (23/4/2018), PM Modi juga diketahui akan kembali mengunjungi China pada Juni mendatang, untuk berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi di bidang keamanan regional, Shanghai Cooperation Organization (SCO).

Oleh beberapa pengamat, kunjungan ganda PM Nodi tersebut sangatlah tidak biasa, karena dilakukan dalam waktu berdekatan.

Pertemuan empat mata antara PM Modi dan Presiden Xi Jinping akan digelar di ibukota provinsi Hubei, Wuhan, pada tanggal 27 hingga 28 April 2018.

Tanggal pertemuan tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi, sesaat setelah menerima kunjungan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj di Beijing, Minggu, 22 April 2018.

PM Modi dan Presiden Xi Jinping dilaporkan akan bertemu tatap muka tanpa didamping oleh menteri ataupun penasihat dari kedua negara.

Selain itu, pertemuan keduanya juga bersamaan dengan pertemuan bersejarah antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

"Pertemuan ini akan menjadi momentum penting bagi kedua negara untuk bertukar pandangan tentang isu bilateral dan internasional, dari perspektif menyeluruh dan jangka panjang, dengan tujuan meningkatkan komunikasi timbal balik di tingkat pemimpin," jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Raveesh Kumar, melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.

Seorang analis politik China, Jiang Jingkui, mengatakan kunjungan PM Nodi akan menjadi kesempatan untuk mengatur ulang hubungan diplomatik kedua negara, menyusul meningkatnya tensi keamanan di wilayah perbatasan Doklam di Himalaya, menjelang akhir tahun lalu.

Sebelumnya, undangan India kepada Dalai Lama untuk mengunjungi Arunachal Pradesh dan kritik India terhadap strategi perdagangan dan infrastruktur China, membuat hubungan kedua negara menegang.

"India telah melakukan langkah pendekatan ulang sejak Maret, yang mendorong kedua negara membentuk ikatan baru yang saling menguntungkan" kata Jiang Jingkui, yang juga merupakan seorang ahli hubungan China-India di Peking University.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 


Ketegangan Akibat Insiden Doklam Mulai Mereda

Tentara India dan Tentara China di wilayah perbatasan yang jadi sengketa (Foto:AFP)

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj, sepakat mengizinkan kembali pelaksanaan Kailash Mansarovar Yatra, yakni sebuah ziarah keagamaan oleh umat Hindu, Jain, dan Budha yang melintasi kawasan perbatasan India-China di Himalaya.

Sebelumnya, ritual keagamaan yang melintasi jalur suci Natha lu di negara bagian Sikkim itu, sempat dihentikan selama 10 bulan pasca-meningkatnya tensi konflik di Doklam.

Konflik di Doklam sejatinya tidak langsung melibatkan India, melainkan bermula dari sengketa antara pemerintah China dan Bhutan.

Sebagai negara sahabat, India diminta bantuan oleh Bhutan untuk menghadapi China. Di sinilah, India dan China mulai mengalami peningkatan tensi konflik, selain persaingan dingin di sektor ekonomi dan perdagangan.

Wilayah Doklam sendiri telah mengalami sengketa selama lebih dari 30 tahun, namun belum juga memiliki jalan keluar yang memuaskan kedua belah pihak, Bhutan dan China.

Tanda-tanda mencairnya ketegangan antara India dan China, menurut beberapa analis, mulai terlihat ketika keduanya terlibat di beberapa pertemuan tingkat tinggi, termasuk kunjungan Penasihat Keamanan Nasional India, Shri Ajit Dova,ke Beijing pada 12 hingga 13 April lalu.

Pekan lalu, surat kabar India The Economic Times melaporkan bahwa Beijing telah kembali menawarkan New Delhi untuk melanjutkan kerjasama militer, yang sempat tertunda pasca-insiden di Doklam.

Selama ini, kedua negara kerap melakukan latihan militer gabungan, dan kunjungan timbal balik oleh para komandan tentara yang bertanggung jawab di wilayah perbatasan.

Konfrontasi kedua negara terjadi setelah China mulai membangun jalan melewati Doklam, yang diprotes keras oleh Bhutan, salah satu sekutu terdekat India.

Hal tersebut menjadi krisis terburuk sejak perang di antara keduanya yang terjadi di wilayah perbatasan, selama dua bulan  pada 1962 silam.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya