Dipanggil Menteri Rini, Djarot Segera Lengser dari Kursi Dirut Bulog?

Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengakui jika Menteri BUMN Rini Soemarno telah memanggil Djarot akhir pekan lalu.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Apr 2018, 11:10 WIB
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Beredar informasi bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno tengah mempersiapkan Surat Keputusan (SK) mengenai pemberhentian Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

Informasi yang diterima Liputan6.com, SK tersebut akan diserahkan kepada Djarot dalam waktu dekat. 

Deputi Bidang Usaha Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengaku Menteri BUMN Rini Soemarno telah memanggil Djarot pada akhir pekan lalu.

Hari ini, Djarot dan Direksi Bulog kembali datang ke Kementerian BUMN. Namun tak diketahui agenda kedatangan tersebut

"Iya, memang ke sini (Kementerian BUMN). Jadi, tunggu saja ya," kata Wahyu saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (23/4/2018).

Santer terdengar, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso akan menggantikan Djarot menjadi orang nomor 1 di BUMN yang memiliki tugas menjamin pangan masyarakat seluruh Indonesia tersebut.

Belakangan, kinerja Perum Bulog memang menjadi sorotan, terutama saat harga beras mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, pemerintah telah memberikan kuota impor beras kepada Perum Bulog sebesar 500 ribu ton. Namun dalam pelaksanaannya hingga akhir Februari 2018, Bulog hanya mampu mendatangkan 261 ribu ton.

"Sisanya tidak bisa didapatkan karena izinnya cuma diberikan sampai akhir Februari," Wahyu mengakui.

Bulog sendiri mendapatkan kuota impor tersebut pada awal Januari 2018. Dengan minimnya batas waktu yang diperoleh tersebut membuat perusahaan sedikit kesulitan mencari beras di beberapa negara.

Sebanyak 261 ribu ton yang diimpor Bulog tersebut adalah beras kategori umum, seperti yang diperintahkan dalam izin impor.

Impor ini dilakukan semata-mata hanya untuk menjaga stok yang dimiliki Bulog. Beras-beras ini dikumpulkan Bulog dari berbagai negara, di antaranya Thailand, Vietnam, India, dan Pakistan.

Dia berpendapat, jika impor beras 500 ribu ton tersebut bisa maksimal, seharusnya izin impor dikeluarkan pemerintah pada Oktober 2017. "Dengan demikian di Januari 2018 itu beras sudah mulai masuk," tegas Wahyu.


Budi Waseso Bakal Jadi Dirut Bulog?

Komjen Budi Waseso atau Buwas. (Liputan6.com)

Nama Budi Waseso tengah hangat diperbincangkan. Beredar kabar bahwa mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut akan menduduki jabatan Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Siti Kuwati, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengetahui adanya pergantian posisi direktur utama. Selain itu, Perum Bulog juga belum mendapatkan Surat Keputusan (SK) pergantian direktur utama.

"Sampai saat ini tidak ada SK penggantian Dirut (Direktur Utama) Bulog," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (23/4/2018).

Sementara itu, Sekretaris Menteri BUMN (BUMN) Imam S Putro masih belum mau bicara terkait hal tersebut. Menurut dia, jika ada perubahan struktur di dalam tubuh Perum Bulog pasti akan diumumkan kepada publik.

"Kata siapa? Dari siapa? Nanti nunggu ya. Kalau ngomongin struktur organisasi aku enggak mau. Pak Deputi sudah sampaikan semuanya," tandas dia.

Tonton Video Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya