Menhan Israel: Kami Tidak Membunuh Ahli Roket Palestina

Menhan Israel menegaskan, pihaknya tak mendalangi pembunuhan imam sekaligus ilmuwan Palestina, Dr Fadi Mohammed Al Batsh.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Apr 2018, 15:14 WIB
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman (Jonathan Ernst/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Pertahanan Israel, pada Minggu (22/4), membantah bahwa negaranya mendalangi pembunuhan ilmuwan roket Palestina, Dr Fadi Mohammed Al Batsh.

Batsh tewas ditembak oleh dua pelaku tak dikenal di Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu, 21 April 2018 pagi waktu setempat.

Penembakan itu terjadi usai Batsh melaksanakan ibadah salat subuh di masjid setempat.

Dalam perjalanan pulang, dua pria yang berboncengan menggunakan motor melepaskan tembakan sebanyak 10 kali ke tubuh pria yang berprofesi sebagai dosen teknik elektro di University of Kuala Lumpur itu.

Kewarganegaraan serta afiliasi politik Batsh -- yang diketahui sebagai anggota Hamas -- memicu banyak pihak menuduh Israel sebagai dalang penembakan itu.

"Kami (Israel) telah terbiasa dituduh seperti itu. Kelompok teroris selalu menuduh Israel sebagai dalang di balik setiap pembunuhan. Tapi kami tidak melakukannya," kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengomentari kasus pembunuhan Batsh, seperti dikutip dari Strait Times (23/4/2018).

Israel kerap menuduh Hamas -- salah satu organisasi politik terbesar Palestina -- sebagai kelompok teroris.

Lieberman justru menuduh salah satu faksi atau kelompok sempalan Hamas sebagai pelaku pembunuhan Batsh.

"Kami (Israel) kerap melihat faksi organisasi itu bertentangan antara satu sama lain. Saya kira, itulah yang terjadi dalam kasus ini," kata Lieberman.

"Lagi pula, pria itu (Batsh) bukan orang suci, ia tak berkontribusi bagi pembangunan Gaza. Justru, ia terlibat mengembangkan teknologi roket," imbuhnya.

Di sisi lain, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, bersikeras menuding Badan Intelijen Israel, Mossad, sebagai dalang pembunuhan Batsh.

"Mossad pernah mencoba dan telah melakukan pembunuhan terhadap ilmuwan Palestina. Kasus Batsh sesuai dengan pola itu," kata Haniyeh menuding Badan Intelijen Israel tersebut.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Satuan Tugas Sudah Dibentuk

Seorang ilmuwan Palestina, Fadi al-Batsh menjadi korban penembakan jalanan di Kuala Lumpur, Malaysia pada Sabtu 21 April 2018 (AFP}

Kepala Polisi Diraja Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Mohamad Fuzi Harun mengatakan pada Minggu bahwa satuan tugas khusus telah dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan itu.

Di sisi lain, Harun juga mengatakan bahwa Kepolisian Malaysia tidak akan berspekulasi tentang motif, pelaku pembunuhan, atau dalang lain yang terlibat.

Sebelumnya, foto-foto yang disediakan oleh para saksi menunjukkan bahwa kedua pelaku tampak seperti orang Eropa.

Akan tetapi, Kepolisian Malaysia belum bisa mengonfirmasi etnis para pelaku.

"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan," kata Harun.

"Kami ingin memastikan penyelidikan yang lengkap. Kami masih menyelidiki motifnya. Saya mendorong orang-orang untuk tidak membuat kesimpulan."

Sejauh ini, polisi belum melakukan penangkapan dan senjata pembunuhan juga belum ditemukan.

Kepolisian Malaysia menekankan bahwa sampai saat ini, penyelidikan masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi.

Jenazah Akan Dipulangkan ke Gaza

Jenazah dosen dan imam warga Palestina Dr Fadi M R Albatsh Fatma yang ditembak mati orang tidak dikenal di Malaysia akan dibawa pulang ke Gaza, Palestina, atas permintaan keluarganya.

Duta Besar Palestina di Malaysia, Datuk Dr Anwar Al Agha, di Kuala Lumpur, Minggu, mengatakan pihaknya sudah berupaya memproses pemulangan jenazah Fadi ke Gaza, tetapi mungkin memerlukan beberapa waktu.

Anwar mengatakan pihak kedutaan sudah menghubungi semua pihak termasuk aparat bahwa jenazah akan dikirim melalui Mesir untuk kemudian tiba di Gaza.

"Kami menerima petunjuk yang jelas dari Presiden Palestina, Mahmoud Abbas untuk mengurus segala perlengkapan terkait kepulangan Fadi dan keluarganya ke Gaza," katanya, seperti dikutip dari Antara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya