Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kepolisian Diraja Malaysia, pada Senin (23/4), telah merilis foto dua tersangka pembunuhan dosen dan ilmuwan roket Palestina, Dr Fadi Al Batsh.
Kedua tersangka, yang melakukan aksinya menggunakan sepeda motor, melepas belasan tembakan ke tubuh Batsh hingga tewas di pinggiran Kuala Lumpur pada Sabtu, 21 April 2018 pagi waktu setempat.
"Dari foto tampak bahwa salah satu pria memiliki warna kulit cerah, diyakini keturunan Timur Tengah atau Eropa, berjenggot cukup panjang, dengan tinggi sekitar 180 cm. Keduanya juga memiliki tubuh bidang," kata Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Mazlan Lazim, seperti dikutip dari Strait Times, Senin (23/4/2018).
Baca Juga
Advertisement
Selain merilis foto, kepolisian juga telah mengidentifikasi rute pelarian para tersangka pembunuh ilmuwan Palestina itu.
Lazim menjelaskan, para pembunuh mungkin melarikan diri melalui Jalan Genting Klang, Jalan Gombak, Jalan Ibu Kota, Jalan Langkawi dan daerah di Danau Kota, serta Wisma Ong Tai Kim.
"Kedua tersangka terlihat melarikan diri dari tempat kejadian menggunakan dua sepeda motor bertenaga," kata Lazlim.
Motor yang digunakan kedua tersangka bermerk BMW GS dan Kawasaki Versys.
Lazlim mendesak agar masyarakat yang memiliki informasi tentang keberadaan dua buronan pembunuh ilmuwan Palestina itu untuk segera menghubungi polisi terdekat.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
14 Peluru Bersarang di Tubuh Korban
Kepolisian Malaysia juga telah selesai melakukan post-mortem terhadap kedua pelaku.
"Kami berhasil mengeluarkan 14 butir peluru dari tubuh korban usai post-mortem. Peluru itu telah kami kirim kepada pakar senjata untuk analisis lebih lanjut," kata Inspektur Jenderal Kepolisian Diraja Malaysia, Tan Sri Fuzi.
Fuzi menolak untuk membeberkan rincian lebih lanjut tentang kasus tersebut karena masih dalam penyelidikan, tetapi mengungkapkan tidak ada ancaman terhadap keluarga korban.
Dia menambahkan bahwa polisi mungkin akan mengambil pernyataan dari saudara korban, Dr Rami Al Batsh, yang tiba di Malaysia sebelumnya pada hari Senin, jika perlu.
Fuzi juga mendesak siapa pun yang mengetahui informasi apa pun antara jam 5 pagi hingga 7 pagi pada hari Sabtu di dan sekitar lokasi perkara untuk melapor kepada kepolisian.
Advertisement