Rupiah Melemah ke Level 13.908, BI Minta Masyarakat Tak Panik

Saat ini bukan hanya Rupiah saja yang melemah, namun nilai tukar negara lain pun sedang mengalami kondisi serupa.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2018, 17:13 WIB
Petugas menunjukkan uang kertas rupiah di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (23/4/2018) ini. Rupiah dibuka pada level Rp 13.908 atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin pada posisi Rp 13.7893 per USD.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Agusman mengatakan saat ini bukan hanya Rupiah saja yang melemah, namun nilai tukar negara lain pun sedang mengalami kondisi serupa.

Selain itu, Agusman meminta masyarakat untuk tidak khawatir, sebab BI masih tetap berada di pasar dan melakukan pemantauan. "Kita kan tetap berada di pasar, kita minta masyarakat jangan panik," kata dia di Gedung BI, Jakarta.

Agusman menjelaskan, dolar menguat terhadap mata uang negara lain disebabkan faktor global. "Bukan hanya di kita, dunia juga kan tadi juga dijelaskan hampir semua currency, seperti pergerakan nilai tukar di emerging market, year to date banyak sekali yang di atas kita depresiasinya," dia menjelaskan.

Agusman mengungkapkan, saat ini depresiasi Filipina Peso year to date mencapai -4 persen, Indonesia Rupiah -2 persen , India -3 persen, dan Lyra Turki -6 persen.

"Masih banyak yang lebih parah dari kita. Jadi memang kita paham dengan kejadian ini, tapi kita minta semua untuk bersama-sama dan kita tetap berada di pasar, dan kita harap bisa atasi situasi ini, karena ini faktor global," dia menandaskan.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 


Rupiah Terus Tertekan, Tembus 13.922 per Dolar AS

Petugas tengah menghitung uang rupiah di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Pada perdagangan di awal pekan ini, rupiah menyentuh angka 13.909 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (23/4/2018), rupiah dibuka di angka 13.908 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.893 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.886 per dolar AS hingga 13.922 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 2,56 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.894 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.804 per dolar AS.

Dolar AS memang terus menguat di kawasan Asia termasuk juga rupiah pada awal pekan ini. Bahkan dolar AS menyentuh level tertinggi dalam dua pekan terhadap mata uang utama dunia.

Penguatan dolar AS karena kenaikan imbal hasil obligasi AS dan berkurangnya kekhawatiran risiko geopolitik sehingga membebani gerak mata uang safe haven seperti yen Jepang.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS membantu penguatan dolar AS. Yield obligasi AS berjangka waktu 10 tahun menyentuh angka 2,968 persen, tertinggi sejak Januari 2014.

Sebelumnya, Korea Utara mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa mereka akan segera menangguhkan uji coba nuklir dan rudal.

Tonton Video Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya