Liputan6.com, Austin - Carlo Pernat melihat penampilan rider Repsol Honda Team, Marc Marquez, seperti binatang buas di MotoGP Austin akhir pekan lalu. Marquez keluar sebagai juara setelah banyak pembalap memusuhinya.
Hampir 75 persen pembalap MotoGP menuduh Marquez melakukan kesalahan besar saat melakukan manuver yang sangat agresif kepada Valentino Rossi di Argentina, 8 April lalu.
Baca Juga
Advertisement
Musuh Marquez semakin banyak saat dinyatakan bersalah oleh pengawas balapan karena menghalangi laju rider Movistar Yamaha, Maverick Vinales, pada sesi kualifikasi MotoGP Austin, Sabtu (21/4/2018).
Hal tersebut, kata Pernat, membuat Marquez termotivasi. Pembalap asal Spanyol itu ingin membuktikan bahwa dirinya sebagai juara sejati, meski mendapat banyak musuh.
"Ada pepatah lama yang mengatakan: 'jangan menggaruk beruang ketika dia sedang gelisah'. Itu yang saya lihat dialami Marquez," kata Pernat, dikutip dari GP One.
"Dengan tiga perempat dari paddock menjadi musuhnya, dia menjadi gola. Dia 100 persen termotivasi dan menunjukkan kepada semua pembalap cara memenangi balapan. Dia telah membuktikan bahwa dia pembalap terkuat," ucap pengamat MotoGP itu menambahkan.
Tak Terbendung
Marquez yang menjalani balapan MotoGP Austin dari posisi keempat mampu melesat ke urutan pertama. Dia mendominasi balapan hingga akhir.
Juara MotoGP tahun lalu itu mencatatkan waktu tercepat 41 menit 52,002 detik. Jumlah ini unggul jauh 3,56 detik dari sang runner-up Maverick Vinales.
Marc Marquez sendiri memang selalu istimewa jika bertarung di GP Austin. Pada 2013, dia menang di Circuit of The Americas dengan selisih 1,534 detik dari pesaing terdekat sekaligus rekannya sendiri di Repsol Honda, Dani Pedrosa.
Bagi Marc Marquez, kemenangan di GP Austin adalah yang pertama musim ini. Sebelumnya di GP Qatar ia hanya berhak menerima 20 poin. Sementara itu, di GP Argentina, Baby Alien tidak mendapatkan angka karena aksinya menyenggol Valentino Rossi.
Advertisement
Rekor di Austin
Pembalap berusia 25 tahun mencatat rekor baru di MotoGP Austin. Dia menjadi pembalap pertama yang mampu mencatat enam kemenangan beruntun di Sirkuit Austin.
“Strategi saya baru saja dimulai. Menekan dan hanya itu yang dilakukan. Saya tidak memiliki kepercayaan diri untuk bertempur jadi saya mendorong dari awal dan pergi begitu saja untuk membuka celah di Spanyol. Mereka tentunya akan bahagia dengan hal ini," tegas Marquez, melansir dari Sbs.