IHSG Dibuka Menghijau, Saham Infrastruktur Jadi Pendorong

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.316,70 dan terendah 6.308,9.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Apr 2018, 09:15 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada pembukaan perdagangan hari ini. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (24/4/2018), IHSG menguat 0,09 persen atau 5,5 persen ke posisi 6.313,72. Penguatan berlanjut hingga pembukaan yang naik 3,20 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.311,35.

Indeks saham LQ45 naik 0,02 persen ke posisi 1.027,67. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Sebanyak 89 saham dan membawa IHSG ke zona hijau. Sebanyak 43 saham melemah dan 109 saham diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.316,70 dan terendah 6.308,9.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.459 dengan volume perdagangan saham 110,7 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 156 miliar.

Investor asing jual saham Rp 9,03 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat ke posisi Rp 13.894.

Adapun sektor saham yang menguat antara lain infrastruktur sebesar 0,68 persen. Diikuti keuangan sebesar 0,11 persen dan industri dasar 0.15.

Sementara sektor saham yang melemah, antara lain aneka industri yang turun 0,72 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan melemah 0,28 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,17 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BIMA naik 16,49 persen ke posisi Rp 113, saham CANI menanjak 15,62 persen ke posisi Rp 296 per saham, dan saham RAJA melonjak 8,27 persen ke posisi Rp 720 per saham.

Adapun saham-saham yang melemah antara lain saham TIFA turun 3,81 persen ke posisi Rp 43, saham PTRO turun 3,77 persen ke posisi Rp 2300 per saham, dan saham BIKA tergelincir 3,23 persen ke level Rp 300.

Tonton Video Ini:


Penutupan Perdagangan Kemarin

Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan saham sore ini (23/4/2018). Gerak IHSG tertekan menyusul anjloknya kurs rupiah yang mendekati posisi 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup merah dengan penurunan 29,54 poin atau 0,47 persen ke level 6.308,148. Sementara indeks LQ45 ikut terseret melemah sebesar 0,68 persen.

Sebanyak 229 saham terkoreksi sehingga mempengaruhi laju IHSG. Sebanyak 112 saham stagnan, dan 143 saham mengalami penguatan. Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 372.756 kali dengan volume 11,1 miliar saham senilai Rp 7 triliun.

Investor tercatat melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 932,50 miliar. Sedangkan posisi mata uang Garuda atau Rupiah sudah menyentuh angka Rp 13.960 per dolar AS.

Seluruh sektor saham tergelincir, kecuali sektor saham industri dasar yang justru naik 0,29 persen, dan sektor saham perdagangan dengan penguatan 0,09 persen.

Pelemahan paling dalam terjadi di sektor saham konstruksi sebesar 0,89 persen, disusul consumer goods yang terperosok 0,85 persen dan industri aneka dasar terkoreksi dalam 0,73 persen.

Adapun saham-saham yang mencatatkan penurunan tajam antara lain, saham CSIS anjlok 25 persen. Kemudian saham INPS yang terjungkal 14,19 persen, dan saham RODA dengan pelemahan 13,39 persen.

Sebaliknya, ada saham-saham yang justru malah mendaki. Di antaranya saham BIMA dengan penguatan tertinggi sebesar 34,72 persen. Di belakangnya menyusul saham BAPA yang meningkat 33,59 persen, dan saham IMJS dengan kenaikan 25 persen.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya