Ganti Gula dengan Pemanis Buatan, Risiko Diabetes Tetap Saja Ada

Penggunaan pemanis buatan justru dapat menimbulkan masalah yang tidak kalah besar saat Anda mengonsumsi gula

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 25 Apr 2018, 07:30 WIB
Beberapa minuman soda mengandung pemanis buatan non kalori. Meski demikian, konsumsi pemanis buatan non kalori dalam bentuk apapun justru dapat meningkatkan risiko diabetes dan obesitas (Foto: iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi gula berlebih menurut para dotker dapat membawa masalah bagi tubuh, seperti diabetes dan obesitas. Hal ini membuat mereka yang memiliki kadar gula darah berlebih beralih menggunakan pemanis buatan non kalori. Namun, penggunaan pemanis ini bukanlah solusi yang tepat.

Dilansir dari Tech Times, Selasa (24/4/2018), sebuah studi menunjukkan pemanis buatan pengganti gula, seperti aspartam dan asesulfam dapat menimbulkan masalah kesehatan terkait konsumsi gula berlebih, serta makanan dan minuman manis.

Salah seorang peneliti dari Medical College of Wisconsin dan Marquette University, Brian Hoffmann mengungkapkan setelah dirinya bersama rekan peneliti memberi makan pemanis buatan pada tikus selama tiga minggu, sampel darah hewan tersebut menunjukkan perubahan konsentrasi lemak, asam amino, dan biokimia yang signifikan.

Jika dikonsumsi terus menerus, pemanis ini justru dapat menimbun lemak di tubuh, yang kemudian menyebabkan diabetes dan obesitas. Kadar gula dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi untuk membakar lemak menjadi otot.

Namun demikian, ketika masuk ke tubuh, pemanis buatan tidak dapat menjalani fungsi yang sama dengan gula. Artinya, ketika mengonsumsi pemanis ini, tubuh tidak mendapatkan energi untuk membakar lemak tersebut. Akibatnya, tubuh menjadi kelebihan lemak, yang menyebabkan obesitas.

 

Saksikan juga video berikut ini :


Hubungan antara diabetes dan obesitas

Konsumsi pemanis buatan non kalori justru dapat meningkatkan risiko diabetes, bukan menguranginya. (Foto: iStockphoto)

Penelitian yang dilakukan oleh Hoffmann dan rekannya menunjukkan pemanis buatan non kalori mengubah cara tubuh mendapatkan energi dan memproses lemak. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan pemanis rendah kalori yang justru meningkatkan kasus diabetes dan obesitas.

"Dalam studi kami, gula dan pemanis buatan sama-sama memiliki efek negatif terkait diabetes dan obesitas. Namun, keduanya memiliki mekanisme yang berbeda satu dengan yang lain," ujar Hoffmann, mengutip dari Tech Times.

Temuan tersebut mengungkapkan asesulfam pada pemanis buatan non kalori terakumulasi dalam darah. Konsentrasi senyawa yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek berbahaya pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah.

Hoffmann menegaskan, konsumsi pemanis buatan terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi diabetes dan obesitas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya