Amazon Kembangkan Robot Asisten Rumah Tangga Berbasis Alexa

Tahu akan potensi Alexa yang begitu besar, Amazon pun dikabarkan tengah mengembangkan sebuah robot khusus yang nantinya bisa berfungsi sebagai asisten rumah tangga (ART).

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Apr 2018, 08:30 WIB
Seorang pekerja mencari barang pesanan milik pelanggan di pusat gudang toko online Amazon usai resmi dibuka di Singapura, Kamis (27/7). Perusahaan yang berdiri sejak 1995 itu kini telah hadir di kawasan Asia Tenggara. (AP Photo/Joseph Nair)

Liputan6.com, Seattle - Amazon bisa dibilang sebagai salah satu pemain besar, tak cuma dalam ranah e-Commerce, tetapi juga di bidang pengembangan asisten virtual dan speaker pintar.

Asisten virtualnya yang digunakan untuk speaker Amazon Echo, Alexa, bahkan diklaim bisa menuai popularitas tinggi.

Terbukti, saat pertama kali diluncurkan pada 2016, jumlah pengguna Alexa meroket dari 800 ribu ke 2,6 juta. Menurut riset Verto, interaksi pengguna dengan Alexa kini lebih konsisten.

Tahu akan potensi Alexa yang begitu besar, Amazon pun dikabarkan tengah mengembangkan sebuah robot khusus yang nantinya bisa berfungsi sebagai asisten rumah tangga (ART).

Menurut informasi yang dimuat Ubergizmo, Kamis (26/4/2018), robot ART tersebut juga akan disematkan Alexa.

Robot ini konon diberi kode nama "Vesta" dan dikembangkan oleh Lab126, yakni tim riset dan pengembangan perangkat keras yang juga membesut perangkat Fire Phone, Kindle, dan juga Echo.

Meski begitu, masih sedikit informasi soal robot ART ini yang bisa diungkap Amazon. Sumber lain mengungkap, robot ini yang pasti akan berfungsi sebagai Alexa dalam versi 'mobile' yang bisa melakukan pekerjaan rumah tanggan berdasarkan instruksi suara penggunanya.


Amazon Pekerjakan 45.000 Robot

Suasana pekerja robot di gudang fulfillment center Amazon. Sumber: Amazon

Amazon kembali memperbanyak armada robot pekerjanya pada 2017. Diketahui, raksasa e-Commerce tersebut telah memperkerjakan robot di gudangnya selama dua tahun terakhir.

Dengan begitu, Amazon akan memiliki 45.000 robot yang akan bekerja di 20 gudang fullfilment center yang tersebar di wilayah Amerika Serikat (AS).

Dilansir Business Insider dari The Seattle Times, Rabu (4/1/2017), jumlah robot pekerja milik perusahaan yang berbasis di Seattle itu meningkat sebanyak 50 persen.

Meski meningkat, jumlah pekerja manusia diklaim masih lebih banyak ketimbang robot saat itu, di mana Amazon memiliki 230 ribu karyawan dan 30.000 robot pekerja.

Robot pekerja Amazon sendiri dibesut oleh Kiva Systems, perusahaan robotik yang mereka akuisisi pada 2012 dengan nilai US$ 775 juta (setara dengan Rp 10,4 triliun).


Tugas Robot Amazon

Aksi CEO Amazon Jeff Bezos 'mengendalikan' robot transfomers. (Foto: The Verge)

Robot tersebut bertugas untuk melakukan proses picking dan packing dengan cara yang lebih efisien. Robot ini memiliki tinggi 16 inci dan bobot sebesar 145 kilogram, ia juga dapat berlari dalam kecepatan 5 meter per jam dan dapat membawa beban hingga 317 kilogram.

Phil Hardin, Direktur Investor Relations Amazon, mengatakan pihaknya merasa puas dengan langkah strategis di mana Amazon mengakuisisi Kiva. Menurutnya, akuisisi tersebut memberikan dampak positif pada elemen struktur finansial Amazon.

"Ini adalah inovasi terbesar bagi kami, dan kami pikir adanya robot-robot tersebut membuat semua pekerjaan yang sulit dilakukan manusia menjadi lebih mudah dan produktif," kata Hardin.

Selain lebih efisien, penggunaan robot juga akan lebih menghemat biaya karena hanya sedikit karyawan yang ditempatkan di pergudangan. Ini juga berarti otomatis akan mengurangi risiko cedera pekerja manusia.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya