Liputan6.com, Kediri - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, intervensi teknologi juga diperlukan untuk membangun atau mengembangkan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) agar bisa lebih maju lagi.
"Jadi siapkan format supaya bisa lebih efisien bekerja, efektif, jadi penting, supaya mereka bisa kompetitif masuk ke pasar baik tradisional dan modern," ujar Khofifah saat berkunjung ke pelaku UKM kemoceng di Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur seperti dilansir Antara, Rabu (25/4/2018).
Advertisement
Khofifah Indar Parawansa mengatakan, intervensi teknologi cukup penting dilakukan.
Dia melihat langsung para pelaku UKM kemoceng yang dalam proses pengerjaan barangnya menggunakan alat yang sangat sederhana.
Mereka, kata Khofifah, menggunakan tali rafia yang dipotong-potong dan dibuat dengan cara sederhana hingga jadi kemoceng siap jual.
"Selain intervensi teknologi, mereka juga harus dibantu secara akses agar bisa tepat sasaran," ucapnya.
Khofifah menegaskan peran pemerintah sangat penting, termasuk untuk menyiapkan mediasi.
Ia juga mengatakan, ke depan dianjurkan agar ada penanda daerah setempat. Hal itu, sekaligus memudahkan bagi warga lain yang hendak mencari barang agar bisa lebih cepat mendapatkannya.
"Ada penanda, orang yang masuk dengan suasana tentunya punya persepsi bayangan dan ini bisa jadi bagian destinasi wisata edukasi. Contohnya, anak-anak SMK terinspirasi, mereka ke depan bisa menciptakan industri kreatif di perumahan," papar Khofifah Indar Parawansa.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selalu Melihat Langsung
Khofifah yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak ini mengaku, setiap kali berkunjung ke daerah, dia selalu minta diantar sentra UKM di daerah tersebut.
Ia ingin melihat langsung perkembangannya, sehingga bisa sebagai bahan untuk kebijakan pengembangan UKM ke depannya. Terlebih lagi, kontribusi pendapatan UKM untuk Jatim juga cukup besar.
Khofifah memberikan apresiasi UKM kemoceng ini, sebab ternyata bisa memberdayakan banyak orang, terutama ibu rumah tangga. Namun, beberapa hal misalnya intervensi teknologi juga diperlukan, agar produk mereka bisa lebih baik lagi.
Dalam programnya, Khofifah mengaku sudah mempunyai rencana membuat pusat informasi super koridor lima bakorwil.
Dengan pusat informasi super koridor lima bakorwil itu, menurut Khofifah, para pemilik UKM bisa mendapatkan akses dan jaringan.
"Di pusat informasi super koridor ada lawyer yang membantu ketika pemilik UKM akan membuat kontrak perjanjian perdagangan," kata dia.
Selain itu, lanjutnya, juga terdapat penerjemah dan operator. Untuk penerjemah, kata Khofifah, bisa membantu untuk menerjemahkan kontrak dalam bahasa asing, sementara operator membantu mengomunikasikan.
"Kami berharap ini jadi mediasi perluasan pasar dalam dan luar negeri," Khofifah berharap.
Advertisement
Curhat Pengrajin Kemoceng
Sementara itu, pengrajin kemoceng di Desa Turus, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri mengaku selama ini kerajinan yang mereka buat memang masih manual. Usahanya juga kecil, dengan kapasitas dan harga jual yang masih sangat murah.
Salah seorang perajin Nadifah mengaku sudah membuat usaha ini sejak 2009. Selama itu, produksinya juga tidak tentu.
Dalam satu bulan hanya bisa mengirim hingga 600 kemoceng jika pasar lesu. Padahal, barang sejumlah itu biasanya hanya dua pekan.
"Jika sepi 600 kemoceng dalam satu bulan, jika ramai 600 itu bisa dua pekan. Ini wilayah jualnya Kediri dan sekitar. Tapi, ya itu harganya sangat murah di bawah standar. Saya jual seharga Rp 2.700 per unit, itu upah pekerja hanya Rp 500 per kemoceng," tutur Nadifah.
Ia berharap, ke depan usahanya ini bisa semakin maju, sehingga pendapatan juga bisa semakin banyak. Harga jual kemoceng juga bisa lebih baik lagi, sehingga bisa seimbang antara tenaga dan barang.