Liputan6.com, Singapura City - Setelah Sudan--badak putih jantan terakhir di dunia--mati, kini giliran beruang kutub pertama di dunia yang lahir di daerah tropis mati. Inuka harus disuntik mati akibat kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
Rabu 25 April pagi, pihak Kebun Binatang Singapura mengucapkan salam perpisahan yang menyedihkan kepada beruang kutub Inuka.
Advertisement
Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (25/4/2018), beruang berusia 27 tahun itu mati dengan tenang di Kebun Binatang Singapura.
Kesehatan primadona Kebun Binatang Singapura yang lahir 27 Desember 1990 itu dilaporkan menurun tajam dalam tiga bulan terakhir.
Selain penyakit yang berhubungan dengan usia seperti arthritis dan atrofi otot, beruang kutub kesayangan warga Singapura itu baru-baru ini mulai menunjukkan gaya berjalan yang kaku, terutama di kaki belakangnya yang berkontribusi pada luka terbuka pada bantalan telapak kaki. Kondisi tersebut juga diduga yang menyebabkan infeksi di antara jari-jari kakinya.
"Ia juga memiliki luka di bagian bawah perut, kemungkinan disebabkan oleh urine yang membuat sensasi terbakar akibat inkontinensia dan infeksi saluran kemih berulang," kata Wildlife Reserves Singapore (WRS) dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Kondisi beruang Inuka tak membaik secara signifikan meskipun telah dilakukan perawatan intensif, setelah pemeriksaan kesehatan awal tiga minggu lalu. Dari diagnosis tersebut, tim dokter hewan kebun binatang dan tim perawatannya setuju untuk tak menyadarkannya kembali setelah anestesi dalam pemeriksaan kesehatan kedua hari ini.
"Keputusan kami untuk membiarkan Inuka mati dibuat atas dasar ilmu pengetahuan bahwa masalah kesehatannya berdampak serius pada kesejahteraannya," ujar Wakil Kepala Eksekutif Wildlife Reserves Singapore sekaligus Kepala Staf bagian life science, Dr Cheng Wen-Haur.
"Kami ingin menjaga Inuka selama mungkin, tapi tanggung jawab utama kami adalah kesejahteraannya," tambah Dr Cheng.
Saksikan juga video berikut ini:
Selamat Jalan Inuka
Inuka mati pada usia 27 tahun. Umurnya setara dengan manusia 70-an. Ia hidup lebih lama dari beruang kutub jantan liar selama lebih dari satu dekade.
"Di alam liar, beruang kutub jantan biasanya hidup antara 15 dan 18 tahun," jelas pihak WRS.
Pemeliharaannya sejak lahir didukung oleh Singapore Press Holdings (SPH). SPH Foundation, badan amal SPH yang kemudian mengambil alih adopsi Inuka pada 2007.
"Orang Singapura sudah mengenal Inuka sejak masih kecil dan melihat perkembangannya hingga tua. Banyak dari kita tumbuh bersamanya. Merasa istimewa dan sebuah kehormatan menjadi pengasuhnya, tetapi sulit untuk tak memperpanjang penderitaannya."
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada banyak orang yang menunjukkan cinta dan perhatian mereka untuk Inuka, terutama bulan lalu. Kami akan sangat merindukan Inuka dan berusaha terbiasa untuk tak melihatnya menyambut kami setiap pagi," tutur Wakil Kepala Penjaga WRS, Mohan Ponichamy yang juga salah satu pengasuh utama beruang kutub itu.
Selamat jalan Inuka, kamu akan selalu dirindukan.
Advertisement