Liputan6.com, Jakarta Batuk 100 hari dalam bahasa medisnya disebut batuk rejan atau pertusis. Disebut batuk 100 hari karena gejala batuk yang dialami panjang dan butuh waktu lama untuk sembuh.
Bayi baru lahir pun bisa mengalami batuk rejan yang dipengaruhi kondisi kesehatan sang ibu.
"Bayi baru lahir bisa batuk rejan karena ibu tidak punya kekebalan tubuh yang baik," kata Ketua Satgas Imunisasi IDAI Cissy B Kartasasmita dalam cara Pekan Imunisasi Sedunia 2018 di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta pada Rabu (25/4/2018).
Baca Juga
Advertisement
Ketika batuk rejan, bayi juga ikut muntah-muntah. Batuk tersebut memang terasa menyakitkan bagi penderitanya, hingga bisa membuat bayi sulit bernapas. Pada akhirnya, nyawa bayi tidak tertolong karena kekurangan oksigen.
Cegah Batuk Rejan dengan Imunisasi
Demi mencegah bayi baru lahir terkena batuk 100 hari atau batuk rejan, imunisasi perlu dilakukan. Namun, yang diimunisasi bukan bayinya, melainkan ibunya.
"Bayi kecil baru lahir itu kan belum boleh diimunisasi langsung. Yang diimunisasi itu ibunya (selama hamil)," Cissy menambahkan.
Ibu yang sudah diimunisasi akan punya kekebalan tubuh yang kuat. Janin juga tumbuh dengan sehat. Ketika lahir, bayi tidak berisiko kena batuk rejan.
Advertisement