Penduduk Sulsel dan Babel Waspadai Risiko Serangan Jantung

Selain Jakarta dan Surabaya, warga di Sulawesi Selatan dan Babel juga punya risiko besar kena penyakit jantung.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 26 Apr 2018, 10:00 WIB
Jika keluarga memiliki riwayat penyakit jantung, perlu memperhatikan beberapa hal. (iStock)

 

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini membuat PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) mengadakan kerjasama dengan Pfizer untuk melakukan kajian dan edukasi publik, yang diwakili oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung.

Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular Indonesia, Dr.dr. Anwar Santoso, SpJP(K)FIHA, mengungkapkan kedua provinsi tersebut dipilih karena menurut hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2013, masyarakat Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung berisiko besar mengalami penyakit kardiovaskular.

"Kedua daerah tersebut merepresentasikan daerah luar Jawa yang memang masyarakatnya berisiko besar mengalami penyakit jantung itu. Satu di Indonesia bagian barat, satunya di timur," ujar Anwar, saat temu media bertajuk "Beban Penyakit Kardiovaskular di Indonesia", Rabu (25/4/2018).

Namun demikian, Anwar mengungkapkan alasan lain di balik terpilihnya kedua provinsi tersebut yaitu karena belum adanya sarana dan prasarana yang memadai terkait pencegahan penyakit jantung.

 


Kajian Soal Penyakit Jantung

Menurut Anwar, kajian dan edukasi ini diharapkan dapat membuka mata pemerintah akan pentingnya pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang masyarakat dalam melakukan aktivitas fisik.

"Kita lihat Jogja. Mereka punya jalur sepeda yang benar-benar dijaga. Kami berharap pemerintah daerah yang akan dikaji dan diedukasi dapat melakukan hal yang serupa. Bahkan RI 2 (Sebutan untuk cawapres) kan juga dari sana," Anwar menegaskan.

 


Warga Jakarta dan Surabaya juga berisiko tinggi penyakit jantung

Selain itu, Anwar mengatakan, meski Jakarta dan Surabaya sebagai daerah urban yang warganya memiliki risiko tinggi penyakit jantung, namun pemerintah daerah setempat mempunyai program yang dapat menjadi bentuk pencegahan terhadap penyakit mematikan tersebut.

"Jakarta punya program 'ketuk pintu, layani dengan hati'. Surabaya juga punya program kesehatan yang baik. Maka kita harapkan setelah ini, kedua daerah tersebut punya program intervensi yang baik bagi masyarakatnya," pungkas Anwar.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya