Bangkit usai Kembali ke Yamaha, Lorenzo: Rossi Meniru Saya

Lorenzo mengungkapkan kunci kebangkitan Rossi lewat bukunya.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 26 Apr 2018, 06:12 WIB
Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi saat masih memperkuat Ducati pada MotoGP 2011. (rossihelmets.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sehebat-hebatnya Valentino Rossi, ia juga sempat memiliki momen buruk dalam kariernya sebagai pembalap MotoGP. Pengalaman itu terjadi saat memperkuat Ducati selama dua tahun. Ketika kembali ke Yamaha, ia kembali menemukan kekuatannya.

Kepindahan Rossi ke Ducati pada MotoGP 2011 tak lepas dari perseteruannya dengan Jorge Lorenzo, rekan setimnya di Movistar Yamaha. Keduanya memang dikenal memiliki hubungan yang buruk. Saking tak akurnya, paddock mereka sempat dipisahkan sebuah pembatas.

Sial bagi The Doctor, hijrah ke Ducati justru membuat kariernya terpuruk. Dalam dua musim, ia sama sekali tak mampu merebut kemenangan. Dari total 25 balapan yang dilakoni, hanya tiga podium yang bisa dipersembahkan pembalap asal Italia itu.

Mungkin karena hal itu Rossi akhirnya memutuskan untuk kembali ke Yamaha pada MotoGP 2013. Tanpa butuh waktu lama, Rossi langsung menemukan kembali sentuhannya. Musim perdananya pasca kembali ke Yamaha diakhiri dengan raihan satu kemenangan dan enam podium.

Lorenzo pun sempat menceritakan proses kebangkitan Rossi pasca kembali ke Yamaha dalam otobiografinya. Menurut Lorenzo, kesuksesan pembalap berusia 39 tahun itu kembali menemukan sentuhannya adalah karena ia meniru gaya balapnya.

"Vale baru saja kembali ke Yamaha dan ia termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Saya yakin bahwa pelatih saya, Antonio Casciani, telah bertemu Rossi dan pelatihnya di Tavulia. Ia menjelaskan kepada mereka bagaimana saya berlatih. Valentino mulai berlatih dengan motor yang mirip dengan saya dan menu yang serupa. Kebetulan atau tidak, itu membuatnya lebih kompetitif," tulis Lorenzo.

 


Kembali Kompetitif

Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi. (MANAN VATSYAYANA / AFP)

Ya, kembali ke Yamaha memang jadi keputusan terbaik yang diambil Rossi. Meski belum kembali menikmati gelar juara dunia, setidaknya ia mampu tampil kompetitif di setiap musim. Bahkan, ia rutin jadi runner-up MotoGP pada musim 2014-2016.

"Saya memutuskan untuk membicarakannya dengan Maio Meregalli. Saya bisa menerima untuk ditiru dalam pengaturan sebelum setiap balapan, tapi ini terlalu berlebihan. Saya ingin ia berhenti menghadiri pertemuan setelah setiap sesi latihan. Saya menduga Meregalli akan mengirimkan semuanya ke tim Rossi," Lorenzo melanjutkan.

Terlepas dari hal itu, Lorenzo kini tengah menghadapi situasi yang tak jauh berbeda dengan Rossi bersama Ducati. Sejak musim 2017, X-Fuera belum bisa mempersembahkan kemenangan. Dari total 21 balapan, Lorenzo baru meraih tiga podium.

 


Statistik Rossi di Semua Kelas

125 cc

Balapan: 30

Menang: 12

Podium: 15

Pole: 5

Fastest lap: 9

Poin: 432

 

250cc

Balapan: 30

Menang: 14

Podium: 21

Pole: 5

Fastest lap: 11

Poin: 510

 

MotoGP

Balapan: 307

Menang: 89

Podium: 192

Pole: 54

Fastest lap: 75

Poin: 4.962

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya