Kasus Anomali Satelit Telkom 1 Dianggap Tuntas

Diakui, Telkom cepat tanggap dalam menanggulangi kerusakan satelitnya dan berhasil meminimalisir dampak terhadap layanan pelanggan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Apr 2018, 11:00 WIB
Dirut Telkom Alex J Sinaga bersama Menteri BUMN Rini Soemarno di stasiun bumi milik Telkom kala pengoperasian satelit Telkom 3S. Foto: Telkom

Liputan6.com, Jakarta Komisi VI DPR menilai kasus anomali yang terjadi pada Satelit Telkom 1 sudah usai. Mereka bahkan sempat heran karena isu tersebut kembali menghangat beberapa waktu lalu.

Ketua Komisi VI DPR Teguh Juwarno, dalam pernyataan yang diterima Tekno Liputan6.com pada Kamis (26/4/2018), juga menganggap kasus ini sudah selesai. Ia bahkan mengakui kalau Telkom cepat tanggap dalam menanggulangi kerusakan satelitnya dan berhasil meminimalisir dampak terhadap layanan pelanggan.

"Mereka sanggup memenuhi target penyelesaian gangguan layanan. Bahkan, saya dengar banyak pihak yang memberikan apresiasinya. Kalau penanganannya buruk pada saat itu, pasti Telkom ditinggalkan pelanggannya," ujar Teguh.

"Para pengguna Satelit Telkom-1 pun yang umumnya dari kalangan perbankan saya amati dapat menerima dan memahami apa yang dilakukan Telkom. Jadi menurut saya persoalan Telkom-1 sudah selesai dengan baik tidak ada yang mempertanyakan lagi," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso, juga menilai masalah ini sudah selesai. Menurutnya, Telkom melakukan upaya maksimal untuk memperbaiki kerusakan besar itu.

"Apalagi Telkom sudah berpengalaman mengelola satelit sejak tahun 1976. Tidak perlu lah dibesar-besarkan. Sudah selesai itu," tandas Politikus Golkar ini.


Satelit Telkom 4

Dirut Telkom Alex J Sinaga di depan roket yang akan membawa satelit Telkom 3S beberapa tahun lalu. (Foto: Telkom)

Bowo melanjutkan, Telkom juga telah berupaya secara antisipatif dan konkret dalam mengembangkan bisnis satelitnya. Bahkan, perusahaan akan meluncurkan satelit Telkom 4 pada Agustus 2018.

"Kalau untuk manufacturing-nya progresnya sudah 99% berdasarkan info yang saya dapat. Pabrik Space Systems Loral (SSL) bisa menyelesaikan lebih cepat dari jadwal malahan katanya," pungkas dia.


Sesuai dengan Regulasi dan Standar

Direktur Telekomunikasi Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai regulator industri telekomunikasi, juga menilai Telkom selalu patuh dengan regulasi pengelolaan satelit dan slot orbit yang diberikan pemerintah.

Dirjen Sumber Daya dan Pernagkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo Ismail, menjelaskan kalau sejauh ini Telkom sudah mengelola slot dan berbisnis transpondeer satelit, sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku. Untuk diketahui, perusahaan sudah berkecimpung di bisnis satelit sejak 1976.

"Sejak pertama kali Telkom meluncurkan satelit, setahu kami Telkom selalu mematuhi regulasi yang ditetapkan baik ditingkat nasional maupun internasional. Mereka kelola dua slot orbit dan selalu melakukan perencanaan yang matang sejak pengadaan hingga dioperasionalkan," ujar Ismail.

Seperti diketahui, Telkom mulai bersiap untuk peluncuran satelit Telkom 4 atau satelit Merah Putih yang diperkirakan menelan investasi sebesar US$190 juta. Satelit Telkom 4 direncanakan membawa 60 transponder, sebanyak 36 transponder akan disewakan untuk kebutuhan domestik, sedangkan sisa 24 transponder akan dipasarkan untuk India.

Satelit Telkom 4 rencananya akan diluncurkan menggunakan Roket Falcon 9 milik perusahaan antariksa SpaceX dari Amerika Serikat ke slot orbit 108 Bujur Timur. Slot ini sebelumnya ditempati satelit Telkom 1.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya