Liputan6,com, Aceh Besar: Tiap daerah di Indonesia punya ragam makanan khas. Di Nanggroe Aceh Darussalam, selama Ramadan bubur kanji jadi favorit menu berbuka puasa. Namanya memang sederhana, bubur kanji. Namun, di balik itu justru tersimpan sejuta makna kebersamaan khas Indonesia. Maklum, bubur yang terbuat dari campuran beras, kelapa, kacang, dan rempah-rempah ini dimasak secara gotong-royong.
Seperti di Desa Bueng Bak Jok, Aceh Besar. Selama Ramadan, lima hingga 10 orang pemuda secara bergiliran memasak bubur yang dalam istilah aceh disebut ie bu peudah. Adonan dimasukkan ke belanga besi berukuran besar, kemudian diaduk bergantian hingga matang selama tiga jam. Nantinya, para pemuda ini pula yang membagikannya saat waktu berbuka tiba.
Lain pula di Pati, Jawa Tengah. Menjelang Lebaran, camilan tradisional gula kacang khas Pati laris manis. Produksi pun naik mencapai 200 persen dibanding hari biasa. Bahan bakunya juga sederhana, hanya gula merah dan kacang serta larutan jahe dan santan. Tapi membuatnya ternyata tak semua orang bisa.
Satu plastik gula kacang bisa Anda dapatkan seharga Rp 21 ribu saja. Rasa kangen akan makanan tradisional khas nusantara memang selalu terjawab kala Ramadan tiba.(ADO)
Seperti di Desa Bueng Bak Jok, Aceh Besar. Selama Ramadan, lima hingga 10 orang pemuda secara bergiliran memasak bubur yang dalam istilah aceh disebut ie bu peudah. Adonan dimasukkan ke belanga besi berukuran besar, kemudian diaduk bergantian hingga matang selama tiga jam. Nantinya, para pemuda ini pula yang membagikannya saat waktu berbuka tiba.
Lain pula di Pati, Jawa Tengah. Menjelang Lebaran, camilan tradisional gula kacang khas Pati laris manis. Produksi pun naik mencapai 200 persen dibanding hari biasa. Bahan bakunya juga sederhana, hanya gula merah dan kacang serta larutan jahe dan santan. Tapi membuatnya ternyata tak semua orang bisa.
Satu plastik gula kacang bisa Anda dapatkan seharga Rp 21 ribu saja. Rasa kangen akan makanan tradisional khas nusantara memang selalu terjawab kala Ramadan tiba.(ADO)