Penggali Sumur Minyak di Aceh Timur Meninggal, Korban Ledakan Jadi 21 Orang

Penggali sumur minyak yang meledak di Aceh Timur itu mengalami luka bakar 70 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2018, 13:31 WIB
Petugas pemadam kebakaran berada di lokasi kebakaran pengeboran sumur minyak ilegal milik warga di Peureulak, Provinsi Aceh, Rabu (25/4). Ledakan diduga terjadi saat berlangsungnya penggalian untuk menyedot minyak mentah dari perut bumi (ILYAS ISMAIL/AFP)

Liputan6.com, Banda Aceh - Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, bertambah menjadi 21 orang.

"Pagi ini, korban meninggal bertambah dua orang, setelah sebelumnya ada 19 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Teuku Ahmad Dadek melalui telepon seluler, di Banda Aceh, Kamis (26/4/2018), dilansir Antara.

Ia merinci kedua orang korban meninggal tersebut, yakni Ishak AB (48), warga yang tinggal di kecamatan tempat sumur minyak berada, dan Zainal Abidin (35) merupakan warga yang sehari-hari tinggal di desa tempat sumur minyak yang dikelola secara ilegal tersebut.

Ishak adalah salah satu korban yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz di Peureulak, Aceh Timur, bersama 18 orang lainnya akibat luka bakar cukup serius. Begitu pula dengan Zainal.

"Hingga kini tercatat tinggal 38 orang korban mengalami luka-luka mendapat penanganan medis oleh rumah sakit," kata Ahmad.

Muslim, adik korban bernama Ishak AB mengatakan, saat ledakan terjadi, ia tengah berada di warung kopi. Tak berselang lama, tiba-tiba sumur yang digali warga, termasuk abangnya, secara tradisional menyemburkan api.

"Yang menjadi korban abang saya, 70 persen tubuhnya terbakar," kata Muslim di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz, Banda Aceh, Rabu, 25 April 2018.

Dia menjelaskan, selama ini abangnya bekerja sebagai penggali di lokasi pengeboran sumur minyak. Ketika kejadian, ia sedang duduk di warung langsung menuju ke lokasi penggalian.

 

 


Wajib Ditutup

Garis polisi terpasang dekat lokasi kebakaran pengeboran sumur minyak ilegal yang dikelola masyarakat di Peureulak, Provinsi Aceh, Rabu (25/4). Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam insiden tersebut. (ILYAS ISMAIL/AFP)

Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib menegaskan, penyulingan minyak secara tradisional di wilayah tersebut harus ditutup. Selain ilegal, kilang minyak itu juga cukup berbahaya bagi keselamatan.

"Penyulingan minyak ilegal ini harus segera ditutup, karena kebakaran yang menimbulkan korban jiwa, sudah berulang kali terjadi," ujar Bupati ketika meninjau lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak di Ranto Peureulak.

Beberapa waktu lalu, lanjutnya, kebakaran yang sama juga terjadi di lokasi penyulingan minyak mentah di kecamatan yang sama, mengakibatkan sejumlah warga meninggal, dan beberapa orang lainnya mengalami luka bakar serius.

"Kita berharap, aparat penegak hukum harus mengambil sikap tegas dengan menertibkan sumur-sumur minyak ilegal ini. Begitu juga dengan PT Pertamina EP Ranau juga harus menutup sumur yang telah dibuka oleh masyarakat," katanya pula.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya