Indonesia-Singapura Atasi Masalah Kejiwaan 10.000 Penduduk Jawa Timur

Guna mengatasi masalah kejiwaan yang masih menjadi fokus perhatian pemerintah, Indonesia, diwakili provinsi Jawa Timur, melakukan kerjasama dengan Singapura. Dua tahun program tersebut berlangsung, sudah lebih dari 10.000 penduduk yang merasakan dampaknya.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 26 Apr 2018, 18:30 WIB
Indonesia menjalin kerjasama dengan Singapura dalam mendidik tenaga medis kejiwaan. Program bertajuk ECAPS ini telah dilaksanakan selama dua tahun, dari 2016 hingga 2018. (Foto : Dokumentasi SIF)

 

Liputan6.com, Jakarta Masalah kejiwaan atau psikiatri masih menjadi salah satu fokus pemerintah, terutama di provinsi Jawa Timur. Hal inilah yang mendorong pemerintah daerah Jawa Timur mewakili Indonesia menjalin kerjasama dengan negara tetangga, yakni Singapura yang diwakili SIF (Singapore International Foundation).

Mengutip rilis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (26/4/2018), program bertajuk "ECAPS (Enhancing Child and Adolescent Psychiatric Services)" ini telah dimulai sejak 2016. Kerjasama terkait masalah psikiatri ini melibatkan dua rumah sakit jiwa, yakni Rumah Sakit Jiwa Menur dan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat yang berlokasi di Surabaya.

Kolaborasi antara dua negara ini dilakukan dengan pendekatan "training-of-trainers", sebanyak 200 peserta pelatihan akan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan penilaian, perawatan, dan pengelolaan pasien anak dan remaja yang memiliki permasalahan emosi dan perilaku, meliputi autisme, gangguan pemusatan pikiran, hiperaktif, psikosis, dan gangguan mood.

Di antara peserta pelatihan tersebut, terdapat tim inti yang terdiri dari 27 orang "master trainer" yang telah dipilih untuk melatih rekan sejawat mereka. Hal ini dilakukan guna mempertahankan sistem alih pengetahuan dan keterampilan selama dan sesudah program berakhir.

Dalam dua tahun kolaborasi Indonesia-Singapura, program tersebut berdampak positif bagi lebih dari 10.000 anggota masyarakat di Jawa Timur yang mengalami gangguan jiwa. Program ini pun ditutup dengan Simposium yang dilaksanakan pada 25 April 2018. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Bagian Kerjasama, Annie Retnowanti, Biro Humas Protokol, dan Sektretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. 

 

Saksikan juga video berikut ini:


Penanganan gangguan jiwa atau psikiatrik melibatkan keluarga

Proses pelatihan yang dilakukan dalam program ECAPS, hasil kolaborasi Indonesia dan Singapura dalam menangani masalah kejiwaan di Jawa Timur. (Foto : Dokumentasi SIF)

Perawatan pada orang dengan gangguan jiwa, terutama anak dan remaja memang tidak hanya menjadi tugas tenaga medis, melainkan pihak keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Menur, Dr. Ika Indiyah Prasetyawati.

"Keluarga pasien juga didorong untuk dapat pula mendukung kepedulian atas kesehatan mental di lingkugnan dan komunitas sekitar mereka," ujar Ika, mengutip dari rilis yang dikeluarkan oleh SIF.

Di tingkat global, program ECAPS berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang telah dicanangkan PBB, atas tujuan nomor tiga yang menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya