Tahu dan Tempe, Mana yang Lebih Unggul?

Tahu dan tempe ama-sama berbahan kedelai yang disukai masyarakat Indonesia. Namun, menilik kandungan di dalamnya, lebih unggul yang mana?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 27 Apr 2018, 09:30 WIB
Seorang pekerja menyusun tahu untuk dikemas di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Kamis (6/10). Perajin tahu mengeluh karena harga kedelai impor rata-rata berada di kisaran Rp 6.900 - Rp 7.000 per kg di tingkat koperasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Tahu dan tempe sama-sama makanan berbahan kedelai yang dikenal memiliki banyak manfaat. Keduanya juga sama-sama disukai masyarakat Indonesia. Lalu, manakah yang lebih unggul dalam kandungannya, tahu atau tempe?

Tahu dan tempe mengandung komponen yang terdapat dalam kedelai. Yakni vitamin, mineral, asam lemak tak jenuh, serat pangat, prebiotik, isoflavon dan lain-lain. Namun, pengolahan kedelai menjadi tempe atau tahu turut memengaruhi kandungannya di hasilnya. 

Menurut ahli kedelai dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Made Astawan ada aspek yang membuat tempe lebih unggul dari tahu. Proses fermentasi pada pembuatan tempe membuat bahan pangan ini jadi lebih mudah dimanfaatkan tubuh.

"Fermentasi dilakukan oleh mikroba, yakni kapang Rhizopus. Fermentasi merombak sesuatu yang kompleks dalam kedelai menjadi sederhana," kata Made dalam diskusi bersama Soyjoy.

"Tubuh manusia itu hanya mampu menggunakan yang sederhana dibandingkan yang kompleks," tambahnya.

Memang seperti apa pengolahan tahu? Pria yang juga dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB ini menjelaskan pembuatan tahu dimulai dengan penggilingan kedelai, lalu disaring, kemudian digumpalkan.

"Hanya itu saja, tidak ada proses fermentasi. Sehingga tidak tercipta senyawa-senyawa baru," paparnya.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Cara mengolah tahu dan tempe

Perkara memilih makan tempe atau tahu, tentu kembali ke masing-masing individu. Namun, jika ingin mendapatkan manfaat terbaik dari komponen-komponen menyehatkan yang terdapat pada tahu atau tempe sebaiknya tidak digoreng. 

"Ada penelitian yang menyebutkan kalau digoreng itu isoflavon (antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas penyebab berbagai penyakit) turun banyak. Jadi, sebaiknya tempe atau olahan kedelai lainnya diolah dengan misalnya dibacem tapi jangan digoreng atau dikukus, direbus," kata Made.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya