Liputan6.com, London - Kementerian Perumahan Inggris sedang menyelidiki tuduhan bahwa menterinya melakukan transaksi prostitusi online di situs 'Sugar Daddy’', yang menyebabkan risiko bocornya rahasia negara.
Seperti dikutip dari The Guardian pada Kamis (26/4/2018), salah seorang wanita penghibur yang bernaung di bawah manajemen 'Sugar Daddy' menyombongkan diri karena mengetahui "segalanya" tentang Menteri Perumahan, Dominic Raab, termasuk soal apa yang dikerjakannya sebagai pejabat negara.
Wanita tersebut dua kali bertemu dengan seorang jurnalis yang menyamar sebagai seorang pengusaha kaya, termasuk salah satunya dilakukan di hotel bintang lima, yang berjarak tidak jauh dari House of Commons.
Pada akhir setiap pertemuan -- menurut laporan terkait, wanita itu dibayar 750 pound sterling, atau sekitar Rp 14,5 juta.
Baca Juga
Advertisement
Penyelidikan tersebut dilakukan karena muncul kekhawatiran bahwa skandal prostitusi itu dapat menimbulkan risiko keamanan.
Seorang juru bicara Kementerian Perumahan mengatakan bahwa mereka sadar akan tuduhan tersebut, dan berupaya menyelidiki lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Situs 'Sugar Daddy' sendiri telah memicu pro dan kontra di Eropa Barat, karena memicu praktik prostitusi terselubung via online.
Konon, beberapa persona -- sebutan wanita yang menjajakan diri di sana -- ada yang berasal dari kelompok di bawah umur, dan oleh beberapa pihak diduga melibatkan jaringan perdagangan anak.
Meski menjamin kerahasiaan penggunanya, namun muncul laporan bahwa beberapa figur publik terlibat sebagai 'konsumen' di situs prostitusi tersebut.
Sejauh ini, Menteri Dominic Raab belum melakukan konfirmasi apapun terkait tudingan yang dialamatkan kepadanya.
Simak video pilihan berikut:
Prostitusi Adalah Bentuk Penyiksaan pada Wanita
Sementara itu, dalam sebuah kesempatan di pertengahan Maret lalu, Paus Fransiskus menyebut pria yang pernah memanfaatkan jasa prostitusi sebagai kriminal. Ia mengatakan, pelakunya sakit mental karena menganggap wanita ada untuk dieksploitasi.
"(prostitusi) Bukanlah kegiatan bercinta. Ini menyakiti wanita. Jangan diputarbalikkan maknanya," jelas Paus kelahiran Argentina itu, sebagaimana dikutip dari ABC News.
Kecaman terhadap isu prostitusi itu disampaikan oleh Paus Fransiskus saat menghadiri sebuah sesi dengar pendapat dengan 300 orang pemuda di Vatikan.
Sesi intim tersebut dimaksudkan sebagai forum bagi para pemimpin gereja, dalam mendengar keluh kesah kelompok usia muda tentang Gereja Katolik.
Pertemuan ini juga merupakan persiapan sinode uskup besar yang akan digelar pada Oktober mendatang, di mana bertujuan membantu kelompok usia muda menemukan panggilan hidup mereka.
"Kaum muda harus ditanggapi dengan serius," tegas Paus Fransiskus.
Prostitusi menjadi salah satu isu yang cukup kuat dibahas dalam pertemuan itu, karena Vatikan telah menerima cukup banyak laporan tentang praktik terkait yang berkaitan dengan perdagangan manusia.
Laporan UN Women terbaru -- yang diterbitkan pada 2007 -- memperlihatkan bahwa angka laporan kasus prostitusi terselubung meningkat lebih dari 48 persen sejak dekade 1980-an.
Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Tengah adalah tiga kawasan paling rawan terhadap kasus terkait, yang biasanya bertalian erat dengan isu perdagangan manusia.
Advertisement