Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan buku peta jalan (roadmap) kopi berjudul Arah Kebijakan Kopi Indonesia Menghadapi Tantangan Kompetisi, Perubahan Iklim, dan Kondisi Kopi Dunia (Strategi Kopi Indonesia Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang).
Penyusunan buku ini bertujuan mengumpulkan informasi yang komprehensif mengenai kondisi kopi secara domestik maupun global. Di dalamnya, dikupas tentang seluk-beluk dunia kopi dari hulu ke hilir hingga strategi yang perlu dilakukan guna mengembangkan potensi kopi Indonesia.
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution menyampaikan potensi pengembangan kopi ke depan sangat besar. Total produksi kopi dunia saat ini bernilai USD 24 miliar, sementara total harga perdagangan kopi yang dikonsumsi dunia bernilai USD 240 miliar.
"Berapa produksi kopi dunia? nilainya USD 24 miliar dan berapa harga perdagangan kopi yang dikonsumsi dunia nilainya berapa? USD 240 miliar. Tapi yang menarik adalah negara penghasil hanya berhasil mengolahnya menjadi biji kopi mengeringkannya. Karena kalau sudah di roaster kopi enggak bakal lama. Tapi kalau dikeringkan dia akan tahan lama dan negara maju mengolahnya menjadi bubuk kopi," ujar dia di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Namun, kenyataan yang patut disayangkan adalah negara-negara penghasil kopi, seperti Brasil, Vietnam, dan Indonesia hanya menikmati 10 persen dari nilai perdagangan kopi tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya penggunaan teknologi dalam pengolahan kopi oleh negara penghasil kopi tersebut.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Potensi Indonesia
Indonesia, menurut Darmin, memiliki potensi produksi kopi yang besar. Produksi kopi di Indonesia mencapai 500 kg per hektare, tapi Indonesia masih tertinggal dari aspek pengolahan.
Hal ini yang membuat Indonesia hanya bisa memproduksi kopi tanpa bisa mengolah dan menjualnya dengan nilai yang lebih tinggi.
"Dengan segala teknologi, ini ironis sekali itu alatnya dari sana (negara maju), bukan buatan kita itu sebabnya tadi kita hanya 10 persen saja dari USD 24 miliar. Seluruh negara yang menjual kopi termasuk kita sedikit yang sudah siap diminum, itu jatuh ke tangan negara-negara maju," jelas dia.
Advertisement