Cuaca Membaik, Produksi Kopi RI Diprediksi 690 Ribu Ton Tahun Ini

Produksi kopi Indonesia ditargetkan sekitar 11,5 juta karung kopi dengan total berat hingga 690 ribu ton di 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2018, 18:16 WIB
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Ekportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menargetkan perbaikan produksi kopi dalam negeri di tahun ini. Pada 2018, ada sekitar 11,5 juta karung kopi dengan total berat hingga 690 ribu ton yang dapat diproduksi. Sebelumnya produksi kopi sempat anjlok karena kendala cuaca. 

“Tahun ini sekitar 11-11,5 juta karung atau 660-690 ribu ton,” ungkap Ketua AEKI Moelyono di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Perbaikan produksi tersebut, kata dia dipengaruhi oleh faktor cuaca yang sangat berpengaruh dalam proses budidaya dan pengembangan perkebunan kopi.

”Karena cuaca sudah baik. Kalau cuaca mendukung lagi itu (produksi kopi) bisa jadi lebih tinggi lagi,” jelas dia.

“(Kondisi cuaca yang baik) Pada waktu panen selesai harus ada cuaca panas yang tegas. Tidak hujan sama sekali 2 sampai 3 minggu. Setelah itu ada hujan membentuk bunga, dan tidak boleh terlalu banyak hujan dan terlambat dapat air. 10 hari sampai 2 minggu harus dapat hujan lagi,” sambung Moelyono. 

Lebih jauh, dia menjelaskan dari total produksi 690 ribu ton kopi tersebut, sebanyak 310 ribu ton di antaranya digunakan untuk konsumsi di dalam negeri, sedangkan sisanya diekspor.  

"Iya sisanya diekspor sekitar 350 ribu bisa (untuk diekspor). Tapi itu kecil. Biasanya 400 ribu," katanya.

Selain itu, Moelyono pun mengatakan pada tahun kemarin, pihaknya mencatat terjadi penurunan pertumbuhan konsumsi kopi dalam di dalam negeri. 

Konsumsi kopi tahun kemarin agak slow down ya. Perumpamaan kita lomba maraton. Kadang ada slow down. Kemarin ada penurunan walaupun tetap growing, sekitar 3,5 persen biasanya kan 5 sampai 6 persen,” katanya.

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka.com

 

 


Kopi Indonesia Menarik Perhatian Mantan Presiden AS Bill Clinton

Mentan Amran Sulaiman bertemu Mantan Presiden AS Bill Clinton

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, peluang industri kopi di Indonesia sangat baik. Apalagi kopi Indonesia semakin dikenal di Eropa dan Amerika Serikat.

Ia menyampaikan hal itu pada acara World Coffee Producers Forum (WCPF). Pada acara itu, Amran juga bertemu Presiden Kolombia dan Presiden Bill Clinton sesaat di Sela-Sela World Coffee Producers Forum (WCPF). Acara itu diselenggarakan di Medellin pada 10-11 Juli 2017.

Kehadiran Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada forum ini mewakili Presiden Joko Widodo memenuhi undangan Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos.

WCPF merupakan inisiatif Pemerintah dan sektor swasta Kolombia yang ditujukan untuk menjawab tantangan-tantangan terkini yang dihadapi lebih dari 25 juta penduduk dunia, yang menggantungkan hidupnya dari usaha produksi kopi.

Pada WCPF membahas upaya pengembangan kopi dengan sejumlah pemimpin dunia. Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu One Coffee Chain, One Coffee Family. Agenda utama pertemuan WCPF membahas mengenai produktivitas, dampak perubahan iklim, serta rantai pasok yang berkelanjutan dari produsen ke konsumen.

Di sela-sela acara pembukaan WCPF pada 11 Juli 2017, Amran didampingi oleh Dubes RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto berbincang-bincang hangat dengan Presiden Kolombia, Presiden Bill Clinton, dan Wakil Menteri Pertanian Vietnam.

Pada kesempatan perbincangan dengan Presiden Kolombia, Amran menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo yang disambut hangat oleh Presiden Kolombia, dengan menitipkan salam kembali kepada Presiden Joko Widodo dan menyampaikan keinginannya untuk dapat berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.

Amran juga sangat terkesan dengan pernyataan Mantan Presiden AS Bill Clinton yang memberikan perhatian khusus pada sektor kopi di Indonesia. Selanjutnya Amran berdiskusi secara intensif dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam membahas upaya pengembangan perkopian.

Pada kesempatan perbincangan tersebut, Amran berkeinginan meningkatkan produktivitas kopi domestik menjadi 1,0 ton per hektare, sehingga dapat memposisikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar dunia setelah Brazil dan Vietnam.

"Peluang industri kopi di Indonesia sangat bagus dengan semakin dikenalnya kopi Indonesia di Eropa dan Amerika terutama kopi khusus (specialty coffee) yang menjadi tren dunia saat ini," ungkap Amran, demikian mengutip keterangan tertulis, Kamis (13/7/2017).

Indonesia mempunyai kebun kopi 1,2 juta hektar dan memiliki specialty coffee yakni kopi gayo, kopi mandailing, kopi lampung, kopi bajawa dan lainnya. Saat ini sudah ada 14 jenis kopi indonesia yang mendapat sertifikat Geographical Indications sehingga memiliki keunikan dan berdaya saing di internasional.

Amran menyampaikan berbagai program yang akan dilakukan, yakni penyediaan bibit berkualitas tinggi, pemupukan tepat waktu, water manajemen, dan program replanting untuk mengganti tanaman kopi yang sudah tua. Lebih lanjut Amran akan memperluas areal kopi arabika yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga populasi kopi robusta dan arabika menjadi berimbang (50:50).

"Pengembangan kopi ke depan juga akan lebih memperhatikan aspek kearifan lokal, sehingga dapat dihasilkan jenis-jenis kopi specialty yang bernilai tinggi dari berbagai daerah. Dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian akan mengirimkan beberapa tenaga ahlinya mempelajari kopi ke Vietnam," ujar Amran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya